Sejatinya, tugas pencerita adalah bercerita. Jangan mengambil alih wewenang penceramah yang memang bertugas untuk berceramah.
Perhatikanlah gaya Djenar membuka ceritanya. Jika dia tidak punya "mental menahan diri", barangkali "kata moral" sudah menyeretnya ke mana-mana. Dengan santai ia bandingkan antara "moral" dengan "rok kulit mini". Sederhana, tetapi kena!
Keahlian menahan diri agar tidak meliar tak tentu arah jelas merupakan hasil dari serangkaian proses mengasah kepekaan. Kamu juga punya potensi memiliki keahlian seperti itu, tergantung seberapa gigih kamu dalam melatih diri.
Mulailah Menulis Sekarang Juga
Nah, saya sudah membagikan resep membuka cerita. Boleh jadi resep saya tidak cocok dengan seleramu. Tidak apa-apa, itu lumrah. Tiada berbeda dengan membaca resep masakan, kita mencoba beberapa yang ditaksir cocok dengan selera. Setelah dicoba dan ternyata tidak cocok, ya, lupakan saja.
Kalaupun cocok, ya, jangan bertumpu pada satu atau dua teknik. Kembangkan terus. Persis seperti mencoba resep makanan tadi, kadang-kadang kita terlecut untuk mencoba resep baru sesuai imajinasi kita sendiri. Sah-sah saja. Tidak ada yang dapat melarang kita untuk mengembangkan kecakapan menulis.
Hanya saja, manakala satu resep yang kamu coba berujung pada kegagalan maka kamu tidak perlu bermuram durja. Santai saja. Coba lagi. Lagi dan lagi.
Ingatlah selalu bahwa menulis, termasuk mengarang cerita, sejatinya adalah upaya mengurangi beban pikiran dan perasaan. Jangan menyiksa diri dengan menambah beban pikiran dan perasaan gara-gara gagal membuka cerita dengan paragraf yang apik.
Sudah dulu, ya. Sampai berjumpa di resep menulis berikutnya. Selamat menulis!