Berikut ini contohnya. (22) Kakek kami sekampung kakeknya. Alangkah someng atau ganjilnya kalimat itu. Bandingkan dengan: (23) Kakek kami sekampung dengan kakeknya. Akan tetapi, kesomengan atau keganjilan pada contoh (22) belum apa-apa dibanding kejanggalan dalam contoh berikut. (24) Cintaku semasa dengan cintanya: dia pada masa depanku, aku pada masa lalunya.
Apa yang someng, ganjil, atau janggal dari contoh itu? Sungguh someng orang yang setia menaruh dambaan hatinya pada masa depannya, padahal ia sudah ditaruh oleh pujaannya itu di lemari besi bernama masa lalu.
Orang someng seperti itu bertebaran di muka bumi. Akan tetapi, yang tersomeng di antara semua yang someng adalah ketika seorang penulis menganggap remeh rasa kata, rasa baca, dan rasa makna. Kilah "yang penting mau menulis" memang penting, tetapi memahami kaidah penulisan juga penting.
Tidak percaya? Coba saja menulis sebuah karangan tanpa tanda baca, tanpa spasi, atau tanpa  alinea. Bisa-bisa pembaca tulisan kita mendadak diserang bengek. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H