Lantas, apa makna kata dengan? Mari kita sibak misterinya. Makna pertama adalah 'kealatan'. Artinya, ada alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Contohnya: (6) Semak itu dibabat dengan kelewang. Nah, kelewang itu alat yang digunakan untuk membabat semak.
Apakah dengan hanya merujuk pada benda konkret? Tidak selalu, sebab dengan juga bisa digunakan untuk menandai makna 'alat yang digunakan merupakan benda abstrak'. Contohnya: (7) Permaafan tidak bisa dilakukan dengan pemaksaan. Kata "pemaksaan" termasuk perkakas yang abstrak alias tidak nyata, berbeda dengan kelewang.
Selanjutnya, mari kita memain-mainkan kalimat berikut: (8) Semak itu dibabat sama kelewang; dan (9) Permaafan tidak bisa dilakukan sama pemaksaan. Baik contoh (8) maupun (9) sama-sama janggal, mengganjal, atau tidak berterima. Andaipun kita menggantinya dengan kata bersama, kita tetap tidak akan bersua dengan makna 'kealatan'.
Makna kedua adalah 'kebersamaan'. Arti sederhananya, bersama-sama. Makna itu akan kita dapatkan dalam 'ujaran yang menyatakan keberadaan beberapa pelaku yang urun serta pada peristiwa yang sama'. Jadi jumlah pelaku mesti dua, tiga, atau lebih dalam peristiwa yang bersamaan.
Simak contoh berikut. (10) Paman sedang mengobrol dengan mantannya. Tidak usah menanyakan kenapa paman harus bercakap-cakap dengan mantannya, apalagi sampai mempertanyakan apa yang paman obrolkan dengan mantannya. Itu hanya contoh kalimat apabila dua pihak mengambil bagian pada peristiwa yang sama.
Sekarang bandingkan dengan kalimat ini. (11) Bibi pergi arisan dengan teman-temannya. Siapakah teman-teman yang pergi bersama bibi? Apakah ada mantan bibi di antara teman-temannya itu? Sekali lagi, itu amsal saja untuk menunjukkan kalimat dengan beberapa pelaku terlibat dalam peristiwa yang sama.
Makna ketiga adalah 'kesertaan'. Seturut dengan maknanya, berarti ada sesuatu yang 'ikut atau turut serta'. Dalam hal ini, ada benda tidak bernyawa yang menyertai pelaku. Jika dalam makna "kebersamaan" penyerta juga ikut ambil bagian dalam peristiwa yang dinyatakan, pada makna "kesertaan" si penyerta tidak ikut ambil bagian.
Perhatikan contoh berikut. (12) Setelah meraih gelar juara, skuad Barcelona pulang dengan kenangan manis. Mengapa harus Barcelona? Kenapa bukan Real Madrid atau Sevilla? Saya sendiri heran mengapa harus Barcelona yang saya comot sebagai contoh.
Jelas-jelas kenangan manis ikut serta pulang bersama skuad Barcelona, tetapi posisinya sebatas menyertai pulang. Jika skuat Barcelona tidak pulang, kenangan manis tetap berada di tempat karena tidak dapat ke mana-mana. Itu sebabnya disebut 'tidak ikut ambil bagian dalam peristiwa yang dinyatakan'.
Makna keempat adalah "kecaraan". Makna ini terdapat pada ujaran yang 'menyatakan cara peristiwa terjadi' atau 'cara tindakan dilakukan'. Entah secara baik-baik entah buruk-buruk, itu perkara lain.Â