Tiap-tiap lembar menghadirkan kejutan yang menyenangkan, meneduhkan, dan menantang. Hati saya seolah diseret ke sebuah negeri misterius yang mencengangkan dan menakjubkan.
Sebutlah satu contoh, yakni kisah menggelitik seperti tertera pada bagian dua di atas.Â
Apakah manusia yang dianggap normal adalah mereka yang patuh pada kelaziman, sementara mereka yang bertingkah di luar kelaziman itu akan dicap gila?Â
Benarkah yang gila itu Rakyat, Raja dan keluarganya, atau Sang Penyihir yang menyebabkan kegilaan itu?Â
Bagaimanakah menentukan sesuatu disebut normal atau gila, baik atau buruk, mulia atau jahat?
Tidak berhenti di sana, Coelho juga mengajak batin saya untuk menikmati perjalanan spiritual. Saya seolah diajak menjelajahi labirin indah tentang hakikat penciptaan manusia dan makrifat keberadaan saya sebagai manusia.Â
Pada sisi lain, pergolakan psikologis tokoh menyingkap tabir keindahan di balik kegelapan, bahwa tak semua yang menyakitkan selalu harus disikapi atau dihadapi dengan air mata.Â
Lebih mengejutkan lagi, Coelho juga mengajak saya menyaksikan pertarungan klasik antara kesadaran seksual dan cinta.
Maka, setamat membacanya, saya yakin tak rugi menyempatkan diri membaca novel ini.
4
Apa pun yang terjadi dan menimpa kita di kehidupan ini, selalu ada hikmah dan rahasia yang kerap tidak kita sadari.Â