Saya cuma mengulum senyum. Maklum, orang baru. Meski saya senang karena merasa tidak sendirian lagi di tengah jurnalis-jurnalis dengan kamera canggih dan dada berhias tanda pengenal.
Kemudian muncullah Bung Cristo dari Kompasiana. Dari sosok riang itu saya tahu bahwa ada lima Kompasianer yang diundang untuk meliput konferensi pers. Ajaibnya, semuanya berkacamata. Ah, ini pasti sesuatu yang bersifat kebetulan. Lagi pula, berkacamata bukan sesuatu yang patut atau harus dibangga-banggakan. Berkacamata berarti punya kekurangan, kurang waras dalam melihat.
Setelah menikmati penganan, setelah kasak-kusuk menunggu kiriman tagar buat cuitan di Twitter, setelah ruangan semakin penuh, acara pun dimulai. Suasana yang semula senyap dipecah oleh pewara yang, lumayan, jenaka membuka acara.
Tatkala Presdir JNE, M. Feriadi, menuturkan kata demi kata selaku tuan rumah sekaligus sponsor tim reli Indonesia, jaringan gawai saya ngadat. Menyebalkan. Saya terpaksa menunda sebaris kutipan beliau yang dapat menyulut rasa bangga berbangsa Indonesia.Â
Rezeki bocah tua bengal, ternyata ada jaringan Wi-fi JNE yang gratis dan tidak terkunci. Alhasil, lancar jaya sudah cuitan di Twitter.
"Biarkan orang-orang di luar sana tahu bahwa Indonesia punya pembalap tangguh yang sanggup berbicara di kancah reli internasional. Biarkan mereka tahu bahwa selain jago di dunia bulu tangkis, atletik, atau bela diri, Indonesia juga punya pembalap yang digdaya." ~ M. Feriadi, Presiden Direktur JNE
Leonard, perwakilan Furukawa Battery Indonesia, menuturkan hal serupa. Beliau menyatakan bahwa kita patut berbangga karena punya banyak pembalap bertalenta. Tiga pembalap di reli mobil dan dua pembalap di reli motor akan membela Ibu Pertiwi dalam Asia Cross Country Rally 2018. Mereka akan bertarung di Thailand-Kamboja pada 12-18 Agustus 2018.
Ingatan saya mundur ke puluhan tahun silam, ke masa kanak, ke masa ketika ingin menonton televisi kami harus mengisi aki dulu. Waktu itu, apa pun merek aki kami hanya menyebutnya aki. Persis semua pasta gigi kami sebut odol. Ternyata ada banyak merek aki, Furukawa yang jadi rekan sponsor JNE di tim reli Indonesia di antaranya.
Tibalah giliran manajer tim yang periang, Rudy Poa. Beliau memanggil para pembalap ke panggung, memperkenalkan mereka satu per satu, dan meminta dukungan seluruh penghadir agar utusan Indonesia di kancah reli Asia itu mampu berbicara banyak.
Saya pernah duduk di sadel motor dari Makassar ke Jeneponto. Jaraknya cuma 89 km. Itu pun duduk di belakang. Setiba di tujuan, lelahnya tiada terkira. Tulang-tulang dan sendi-sendi berasa copot, seluruh otot pejal-pejal, dan pori-pori kulit wajah bagai dijalari sekawanan semut.
Tidak bisa saya bayangkan bagaimana dua srikandi pereli motor, Irma Ferdiana dan Ayu Windari, akan menempuh rute sepanjang 2.400 km, selama enam hari menerobos hutan dan perkebunan, selama puluhan jam meretas genangan air, kubangan lumpur, desing debu, atau medan jalan yang kurang ramah.