Sungguhpun cuma tahu mendongak, kalian cukup menggunakan satu kata itu dalam tulisan panjang, misalnya novel, dan memakainya hingga puluhan kali. Itu bukan perbuatan terlarang.
Tidak masalah. Paling-paling khalayak pembaca mengecap kalian Penulis Miskin Kata. Andaipun digelari demikian, santai saja. Miskin kata tidak semengenaskan miskin harta.
Yang menyedihkan kalau kalian miskin kata dan miskin harta. Beli buku susah, apalagi beli kamus.Â
Jikalau stok kosakata di gudang perbendaharaan kata berlimpah, kalian tidak akan kesulitan menulis apa pun. Kalian tidak akan mengalami "macet di tengah jalan" karena kalian mampu menggambarkan ide kalian dengan kata yang tepat. Itu keuntungan pertama.
Jikalau kecerdasan gramatikal mumpuni, kalian tidak akan tersendat ketika menuangkan gagasan ke dalam tulisan. Tidak akan terjadi "benturan antarfrasa" atau "guncangan antaralinea", karena kalian dapat membedakan makna kata dan menggunakannya dengan jitu. Itu keuntungan kedua.
Jikalau kepekaan rasa baca tajam, kalian tidak akan mengalami benturan pembacaan tatkala mengendapkan dan mengeja ulang tulisan. Gagasan segar dan brilian yang ingin kalian hadiahkan kepada pembaca akan sampai ke tujuan dengan selamat dan sentosa. Itu keuntungan ketiga.
Ketiga perkara tersebut akan terpenuhi apabila kalian berkenan memperkaya diri. Ya, memperkaya diri dengan kosakata.
Pada alinea pengantar subbagian di atas, saya menggunakan lima varian ungkapan "mengangkat kepala". Bayangkan andaikan saya hanya paham satu kata, misalnya mendongak, dan kata itu terpaksa saya ulang sebanyak lima kali dalam alinea sependek itu lantaran saya tidak punya kata yang lain.
Bukan hanya itu. Bisa-bisa pembaca jemu. Bolehlah kita mengambil baju sebagai cermin. Bayangkan selembar baju kita pakai selama lima hari ke kantor. Sudah lusuh, apak keringat menguar ke mana-mana, kucel di sana-sini, dan kita niscaya risih memakainya. Malahan kehilangan rasa percaya diri.
Dengan demikian, tindakan memperkaya diri dengan kosakata bukanlah perbuatan haram yang berlumur dosa. Tulisan yang kaya akan mengayakan pembaca. Bukan sebatas kaya gagasan, melainkan kaya dalam pembabaran gagasan. Tidak peduli apa pun tulisan kalian, kosakatanya harus variatif, tepat makna, dan lezat dibaca. Itulah kunci tulisan yang kaya dan mengayakan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!