Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lima Alasan Kroasia Bisa Lolos ke Final

11 Juli 2018   05:18 Diperbarui: 11 Juli 2018   15:29 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Domagoj Vida (Foto: FIFA/Getty Images)

Kroasia adalah negara kedua yang memetik kemenangan adu penalti dalam dua pertandingan berturut-turut di fase gugur Piala Dunia. Sebelumnya, Argentina melakukannya saat menggusur Yugoslavia di perempat final dan Italia di semifinal pada Piala Dunia 1990.

Adu penalti adalah perpaduan sempurna antara kekuatan fisik dan ketangguhan mental. Bahwa sebelum mencapai adu penalti harus melewati 90 menit waktu normal dan 30 menit waktu tambahan, itu benar. Akan tetapi, mental  pemain lebih dominan saat tos-tosan terjadi. Tidak hanya bagi para penembak, tetapi juga bagi kiper. Dua kali menang adu penalti secara beruntun adalah bukti sahih ketangguhan mental tersebut.

Para eksekutor harus sukses merobek jala lawan, sedangkan kiper mesti mampu menggagalkan penalti lawan. Itulah aturan mainnya. Eksekutor tidak boleh grogi, kiper tidak boleh gugup. Kroasia memiliki semuanya.

Ketangguhan mental serdadu Vatreni itulah yang perlu diwaspadai oleh Inggris. Mereka tidak boleh memandang Kroasia dengan sebelah mata. Kecuali mereka ingin menelan tangis karena tersandung dan terjerembap. 

Bila itu terjadi, harapan Vida untuk mengangkat Piala Dunia, seperti disitir Goal, sangat mungkin terwujud.

***

Alasan Kedua: Pantang Menyerah

Tim Kroasia sangat berani dan kami bangga karenanya. Kami satu keluarga besar.

~ Vedran Corluka, Bek Kroasia

Kroasia melewati dua fase gugur secara beruntun dari posisi tertinggal. Pada babak perdelapan final, Kroasia tertinggal 0-1 dari Denmark. Pada fase perempat final, Kroasia tertinggal 0-1 dari Rusia. Kroasia pantang menyerah. Mereka berhasil bangkit dan memenangi laga.

Kemasukan satu gol belum tentu mematahkan semangat, apalagi membuat Kroasia limpung dan limbung dalam menata serangan. Singkat kata, Kroasia tidak gagap saat menyerang dan tidak gugup ketika diserang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun