Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Ochoa dan Drama Neymar

3 Juli 2018   01:27 Diperbarui: 3 Juli 2018   04:55 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (Foto: FIFA.com)

Bayangkan, 22 pelanggaran terjadi demi mengadang laju mantan pemain Barcelona itu. Lukaku dan Kane tidak sebanyak itu. Griezmann dan Suarez masih kalah jauh. Malah Ronaldo dan Messi tidak mencapai 20 kali dilanggar.

Meski begitu, Neymar memang pemain multitalenta. Selain mahir menggocek bola, ia pun mahir mengecoh wasit. Brasil tidak perlu menyewa jasa pelatih akting karena ekspresi Neymar sudah sangat meyakinkan. Walaupun, akting itu menyakitkan bagi pemain lawan. 

Jika di antara kita ada yang sering pura-pura bahagia demi menyenangkan hati sendiri, Neymar beda. Ia pura-pura sakit. Entah untuk apa dan bagi siapa kepura-puraannya itu tertuju. Sungguhpun bagi dirinya sendiri, rasanya tak elok pemain mahal pura-pura sesakit itu. Tetapi, orang terkenal dan kaya raya bebas mau berulah apa saja.

Tubuhnya serapuh tiang jemuran. Mudah goyah, gampang jatuh. Disenggol sedikit kontan terjengkang. Kendatipun mudah jatuh, ia tetap didaulat sebagai pemain terbaik pada laga Brasil melawan Meksiko. Ia berjodoh dengan nasib baik.

Neymar pahlawan bagi Brasil.

***

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kiper dan penyerang adalah musuh bebuyutan dalam satu laga sepak bola. Yang pertama mati-matian menjaga gawang agar tidak kebobolan, yang kedua ngos-ngosan mencocor bola ke gawang lawan supaya namanya tertera di papan skor.

Penyerang yang gagal mencetak gol, terutama lewat titik penalti, akan dicaci dan dicerca. Messi dan Ronaldo merasakan pahitnya gagal mengeksekusi penalti pada Piala Dunia 2018. Keduanya merayakan kegagalan menaklukkan kiper dari titik penalti. Mereka sangat kompak, bahkan pada jadwal kepulangan.

Sebaliknya, kiper yang rajin dan sering memungut bola di dalam gawangnya akan jadi muara murka pendukung. Banyak kiper legendaris mengalaminya. Yasin, Zoff, atau Taffarel di antaranya. De Gea merayakannya pada helat akbar di Rusia. Blunder Caballero juga dihujani makian penggemar Argentina.

Hidup juga begitu. Adakalanya kita dipuja-puja, adakalanya kita dihina-hina. Tidak usah panik, bola masih bundar.

Ochoa sudah bekerja keras bagi Meksiko, hasilnya tragis. Ia merasakan tragedi Rusia. Ia tetap dianggap pahlawan di tengah kegagalan kesebelasan Meksiko. Neymar sudah berakting memuakkan, secara dramatis menjadi penentu kemenangan. Ia tetap pahlawan yang memuaskan pendukung Brasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun