Yang lalu biarlah berlalu. Tiada faedahnya terus-menerus merawat benci. Dalam hidup sementara ini, sempit sekali kesempatan kita untuk berbagi kebaikan. Maka, gunakan waktu sebaik mungkin untuk menebar kebaikan. Bukan menyebar kebencian. Mumpung kita masih bernyawa. Naif apabila pilkada menjadi alat bagi kita untuk memutus tali silaturahmi.
Kalaupun ada gejala kecurangan, tak perlu gegabah hina-menghina. Telisik dulu faktanya, cermati dulu datanya. Periksa seteliti mungkin. Kemudian, ajukan gugatan sesuai prosedur yang berlaku. Jangan langsung main tuding. Jangan buru-buru menuduh curang.
Ingatlah selalu filosofi gelas kaca. Begitu pecah berantak, tiada jalan merekatkan ulang seperti sediakala. Kertas yang sobek mungkin dapat dilekatkan, hati yang robek alangkah sulit diobati.
Di situlah pentingnya kita bersikap dewasa dan arif. Ammempo sipitangarri, ammenteng sipakalakbirik. Ketika duduk saling menghormati, tatkala berdiri saling menghargai. Jangan sampai, pesan leluhur orang Makassar, sipakalakborok alias saling menghabisi.
Selamat menikmati hasil pesta demokrasi. Moga-moga berkah bagi semua. [kp]
Kandangrindu, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H