Kamu sudah menunjukkan cinta. Sesuatu yang kini banyak hilang di sanubari penghuni bumi. Orang-orang berkoar-koar tentang cinta, kamu menunjukkan teladan tanpa menggurui. Itu luar biasa.
Kukira kamu tidak sekadar sujud syukur. Kukira kamu bukan semata-mata meniru gerakan dalam salat setiap menjebol gawang lawan. Pada hakikatnya, kamu sedang membahasakan dan membahanakan cinta.
Bila kamu sudah tiba di Kairo, tetaplah menonton Piala Dunia FIFA 2018. Aku tidak tahu apakah di Kairo ada Kacang Garuda atau tidak. Kalau ada, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda. Kalau tidak ada, gantilah dengan camilan lain. Atau, mau kukirimkan dari Indonesia? Hehehe....Â
Sehat selalu, Mo.Â
Jaga kesehatanmu. Baik kesehatan tubuh maupun kesehatan tabah. Tetaplah menginspirasi anak-anak sedunia. Mana tahu lahir Mo-Mo baru--yang menyiarkan agama lewat teladan cinta.
Sebelum kututup surat ini, aku ingin menanyakan satu perkara. Dengar-dengar kamu dipinang dua raksasa Spanyol. Saranku, bertahanlah dalam satu cinta. Maksudku, bertahan dululah di Liverpool. Kalaupun harus pergi, ke Barca saja.Â
Terima kasih, Mo.
(Kututup surat ini dengan satu kalimat yang sangat kusuka. Kalimat yang dulu kucantumkan dalam cerpen Gadis Pakarena.
Cinta tak mengenal kata tetapi. ~ Khrisna Pabichara)
Kandangrindu, 2018