Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pengeja Luka Itu Lukaku

19 Juni 2018   15:56 Diperbarui: 19 Juni 2018   16:39 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuat Belgia merayakan gol (Foto: sport.ndtv.com)

Kesungguhan saja tidak cukup. Apakah Tim Samba kurang bersungguh-sungguh? Mereka sangat bersungguh-sungguh. Segala daya diserahkan, seluruh kemampuan dikerahkan, semua taktik dicurahkan, tetapi kemenangan tidak kunjung terjangkau. Sesungguh-sungguh apa pun kita, nasib baik belum tentu berjodoh.

Pertanda dan penanda selalu ada di sekitar kita. Tahu kata-kata lebih mematikan daripada senjata, kita masih saja gemar saling menyakiti. Tahu sungai bisa melimpah, sampah masih saja kita tumpahkan ke sana. Tahu jalan milik bersama, masih saja ada yang buang sampah dari jendela mobil pribadi. 

Begitulah hikmah yang dipanen Belgia sebelum melawan Panama.

Semesta tekun mengirim isyarat, manusialah yang kurang cermat. Alam berkali-kali mengirim firasat, kitalah yang berulang-ulang menolak alamat.

Belgia memasuki babak pertama dengan skuat berlimpah. 

Di bawah mistar gawang berdiri Thibaut Courtuis andalan Chelsea. Di depannya berdiri tiga bek tangguh. Jan Vertonghen dari Tottenham Hotspur, Dedryck Boyata yang bermain di Celtic, dan Toby Alderweireld yang seklub dengan Vertonghen. Lini belakang yang sangat menjanjikan.

Thomas Meunier (PSG) dipasang Roberto Martinez, sang pelatih, di depan tiga bek. Gelandang serang kreatif yang bersinar di Manchester City, Kevin De Bruyne, bertugas sebagai pengalir serangan. Axel Witsel, yang kian matang di Tianjin Quanjian, bersatu padu dengan Yannick Carrasco (Dalian Yifang) sebagai pengalur serangan. Komposisi lapangan tengah yang menakjubkan.

Sang pengatur serangan, Eden Hazard (Chelsea), bergerak lincah dari tepi kanan lapangan. Dries Mertens (Napoli) menyisir dari sisi kiri. Romelu Lukaku (MU) menunggu kedatangan umpan manja di tengah pertahanan lawan. Simfoni penyerang yang siap menyengat dan membuat lawan melolong-lolong.

Sayang, laga berjalan tidak sesuai harapan. Panama bermain lugas sepanjang babak pertama. Lukaku tumpul, Lukaku meradang. Eden memang bergerak edan, tetapi gocekan dan sontekannya belum sanggup bikin Panama senewen. Mertens bagai singa mati kutu di depan landak. 

Tim debutan Panama membungkam fan Belgia pada babak pertama di Fisht Olympic Stadium, Sochi, Senin (18/6/2018).

Tidak ada laga yang mudah di Piala Dunia. Kami memulai laga dengan baik, sesuai harapan, tetapi kami frustrasi pada babak pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun