Sepertinya Echa menahan kesal, pikirnya. Sepuluh menit berlalu, tak ada komentar apa-apa dari Echa. Yang muncul justru pesan Dani, teman gengnya sewaktu mahasiswa. Teman yang pernah menyimpan rasa kagum dan bara cinta kepadanya. Tetapi, ia tampik karena hatinya sudah dipenuhi oleh Remba. Dan, ia tak berniat mencari lelaki selain kutu buku bermata empat itu.Â
Lagi-lagi ia menyeringai. Korban baru. Serunya dalam hati.Â
Selamat Hari Raya Idulfitri 1439 H.
Maafkan kesalahan hatiku
karena jatuh hati kepadamu.
Adapun kesalahanmu memilih
dia sudah lama kumaafkan.Jadi, mari saling maaf-memaafkan.
Begitu bunyi pesan Dani. Andai Remba ada, gumam Tami, lelaki penggila buku itu pasti terbahak-bahak.Â
Dani sudah benar dalam hal penulisan Idulfitri. Sayang, Dani keliru menggunakan kata saling maaf-memaafkan. Maaf-memaafkan sudah merupakan bentuk kebersalingan atau tindakan yang berbalas. Kata "memaafkan" berarti satu pihak "memaafkan", satu pihak lagi "dimaafkan". "Maaf-memaafkan" berarti kedua pihak saling memaafkan atau berbalas memaafkan.Â
Tami mengerutkan kening ketika mengetik jawaban untuk Dani.
Menggunakan saling maaf-memaafkan berarti boros memakai diksi. Mubazir. Cukup gunakan (1) Mari saling memaafkan, (2) Mari maaf-memaafkan, dan (3) Mari bermaaf-maafan.
Coba simak poster berikut.