Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinjauan Sejarah Konten-Konten Seni Rohani di Nusa Tenggara

16 September 2020   03:17 Diperbarui: 16 September 2020   07:32 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah adat di Belu, banyak lagu liturgi katolik gereja digubah dari tradisi budaya setempat. (Foto: Istimewa)..

Suasana ibadah katolik di gereja Palasari Bali. (Foto: Istimewa).
Suasana ibadah katolik di gereja Palasari Bali. (Foto: Istimewa).
     Patung-patung rohani baik dalam rumah ibadah maupun di gua-gua menggambarkan salah satu lakon dalam ajaran rohani yang sudah tertulis dalam teks-teks Kitab Suci atau kisah-kisah para tokoh rohani dalam buku.

     Teks-teks Kitab Suci dan buku-buku rohani banyak menceriterakan kisah-kisah dan ajaran suci lengkap dengan busana yang dikenakan tokoh-tokoh dalam ceritera. Gambar-gambar dan patung-patung rohani sering merupakan produksi di daerah sendiri. Lebih banyak lagi gambar dan patung rohani didatangkan dari daerah atau negara lain. 

     Persoalannya adalah bahan pembuatnya. Apabila bahan dasar patung ialah bahan kayu maka patung-patung gampang rusak. Beberapa karya seni tradisional berbahan kayu di daerah-daerah diselamatkan ke museum-museum Eropa demi perawatan secara intensif. Musem-museum di Eropa punya dana dan program perawatan yang bagus sehingga karya seni tradisional yang terbuat dari bahan-bahan rapuh juga masih bisa disimpan cukup lama.

     Beberapa patung kayu dibuat untuk mengenang leluhur ditempatkan di depan rumah adat beratap alang-alang. Satu contoh, di tahun 2013, Patung 3 pria tetum yang sedang memegang alat-alat pertukangan pernah saya lihat di depan rumah adat Karisan Rai Lubu di desa Nanaet-Belu. Sayang Patung-patung itu terbuat dari bahan-bahan rapuh yakni kayu. Gambar 3 patung kayu itu menceriterakan kisah leluhur dan pekerjaan mereka secara lisan. Para pembuat patung tradisional itu agaknya tinggal dalam rumah adat itu. Bagaimana kita bisa menganalisis pemilik benda seni dan naskah-naskah tulisan asli?   

     Menurut arkeolog Indonesia Prof. Dr. Edy Setiawati, para pengguna naskah dan pemilik benda seni dikelompokkan atas beberapa kelompok yakni: (1). peneliti, (2). penyimpan/penata naskah dan karya seni, (3). pembuat (pengarang, pembuat seni/penyalin), (4). perawat pusaka, (5). pencari petunjuk. Dua yang pertama untuk pengembangan ilmu pengetahuan, 2 terakhir adalah peserta budaya dan satu di tengah ialah produsen.

     Karya-karya seni rohani masih tetap dipakai dan laku di pasaran karena selalu dipakai dalam ibadah-ibadah rohani. Karya-karya seni rohani dimengerti dengan berdasarkan isi teks-teks Kitab Suci (kisah lisan dan tertulis) dan juga kisah lisan atau tertulis tentang tokoh-tokoh rohani.

     Di Indonesia, karya-karya seni modern bertumbuh dalam lingkaran rohani. Agama adalah lembaga yang aktif mengembangkan seni rohani berupa: sastera, buku-buku rohani, majalah-majalah rohani, pakaian ibadah rohani, tenunan, buku-buku rohani, makanan, gambar suci, tarian rohani dan nyanyian rohani. Karya-karya seni rohani dihasilkan oleh banyak lembaga pendidikan dan penerbitan-penerbitan rohani. Aspek-aspek pengelompokkan seni rohani Katolik terdiri atas:

  • Seni rupa rohani (gambar, patung, tekstil, tenunan rohani untuk kasula, keramik, lukisan dinding, salib)
  • Seni arsitektur gereja (bangunan gereja, gua St. Maria, kapela, tempat ziarah, dll)
  • Penerbitan buku dan majalah rohani
  • Nyanyian Mazmur-Mazmur (doa pagi, siang dan malam)
  • Seni pertunjukkan rohani (musik, tari, teater)
  • Seni pertunjukkan rohani inkulturasi (musik, tari, nyanyian)
  • Seni liturgi gereja (lagu-lagu rohani gereja)
  • Sastra rohani modern (prosa, puisi, cerpen) lisan dan tertulis
  • Sastra rohani inkulturasi
  • Pakaian dan perumahan inkulturasi
  •  Perarakan devosi rohani (semana santa, perarakan devosi kepada St. Maria, perarakan jalan salib paroki, perarakan hati kudus Yesus, perarakan sakramen Maha Kudus, dll)
  • Liturgi agung tahbisan (Diakon, Imam, Uskup)
  • Koor kaul kekal para biarawan/i
  • Liturgi agung misa penutupan bulan Maria dan bulan Kitab Suci Nasional
  • Liturgi misa lingkungan
  • Seni media rekam (film, video, youtube. kasette, dll)

Seni musik rohani Katolik di Indonesia memiliki banyak buku kumpulan lagu-lagu rohani secara nasional maupun regional dan komunitas-komunitas rohani. Lagu-lagu rohani diolah dari khasanah kesenian budaya daerah-daerah. Hal ini dikenal dengan sebutan inkulturasi. Berikut ini dikemukakan 80 seri buku berisi kumpulan lagu-lagu rohani:

  • Yubilate Gabungan  (Buku Doa dan Nyanyian Katolik, tebal 1157 halaman) disusun oleh Komisi Liturgi Keuskupan Se-Nusa Tenggara-Seksi Liturgi (Ende: Nusa Indah,  1991), dua edisi buku Jubilate sebelumnya diterbitkan di Ende sejak tahun 1968 oleh Does, C.
  • Coomans, M, Kumpulan Upacara Ibadat (Jakarta: Obor, 1983)
  •  Does, C, Gema Tahun Gereja (Ende: Nusa Indah, 1968)
  • Heijen, A, van der dan Beding, Marcel, Syukur Kepada Bapa (Ende: Penerbit Nusa Indah, 1989)
  • Komisi Liturgi Seksi Musik, Madah Bakti Gabungan (Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi), edisi Madah bakti sudah terbit sekitar 1970
  • ____________, Gema Hidup (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1977)
  • Levi, Ferdinandus, Exultate (Ende: SMAK Syuradikara, 1990)
  • PWI Liturgi, Ibadah Harian (Ende, 1988)
  • _______, Upacara Krisma (Ende, 1974)
  • _____, Inisiasi Kristen (Ende, 1977)
  • ______, Upacara Pembabtisan Kanak-Kanak (Ende, 1975)
  • _______, Upacara Pemakaman (Ende, 1976)
  • ________, Upacara Perkawinan (Ende, 1975)
  • _________, Upacara Pengampunan Dosa (Surakarta, 1975)
  • Seksi Musik Liturgi Seminari Tinggi Ledalero, Turut Serta (Ende, 1982)
  • _________, Pujian Senja dan Pujian Malam (Ende, 1988)
  • Seksi Liturgi Keuskupan Atambua, Madah Syukur (Atambua, Puspas KA, 1983)
  • Buku Nyanyian Dakado, Tsi Tnaeb Usneno dan Tsula Knino, dll.
  • Naisaban, Ladis, Gita Bahana (Nenuk: Provinsi SVD Timor)
  • Gegap Gempita di Alam, Genta Prapaskah, Mari Bermadah, Lagu-Lagu Rohani Tanah Air, Madah Umat, Misa Dolo-Dolo, Misa Minahasa, Pujinmandibata, Gema Hidup, Dere Serani, Nyanyian Perkawinan, Nyanyian Pemakaman, Nyanyian Pekan Suci, Umat Allah Bernyanyi, Nyanyian Kurban Misa, Nyanyian Misa Indonesia, Liber Usualis, Buluh Puncak Awangan, Yerusalem Kota Surgawi, Misa Emaus, Kembang Kemah Tabor, Maranatha, Inisiasi Kristen, Momento (1969), Misa Umat, Rerepen Adiluhung, Gita Natal, Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi Tuhan, Madah Kasih, Tuhan Sumber Gembiraku, Kumbayah, 25 Kali, Misa Pancawindu, Ordinarium, Enambelas Misa Umat, Proprium I,II,III, Arsip Nyanyian PML

Sumber:

(1). Huijbers, Theo, Dr. (1990), Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Kanisius

(2). Komisi Liturgi KWI. (1990). Madah Bakti Gabungan. Jakarta: Pusat Musik Liturgi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun