Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Kerakyatan: Lincah dan Licik di Antara 2 Ekstrem Ekonomi Dunia

14 Agustus 2020   01:54 Diperbarui: 14 Agustus 2020   03:14 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Halilulik di Kab. Belu-NTT. (Foto: Faturika.sideka.id).

Boleh jadi banyak warga Indonesia yang bekerja di sektor milik pemerintah dari tingkat pusat hingga RT/RW, terutama PNS, TNI, Polri, karyawan BUMN dan pejabat-pejabat umumnya berasal dari kalangan nasionalistik-sosialistis. Mereka lebih memilih bahwa penyelesaian problema-problema masyarakat hanya dilakukan oleh pemerintah. Mereka memiliki budaya gotong royong dan solidaritas sosial dalam hidup bermasyarakat.

Aliran nasionalistik ini muncul dari kalangan-kalangan agama, terutama Islam toleran dan Islam aliran kiri. Tapi Islam aliran kiri mendirikan golongan kontra kapitalisme yang disebut terorisme. Terorisme melawan kapitalisme dengan kekuatan senjata. Hingga kini perjuangan mereka dihancurkan karena melawan Pancasila. Terorisme adalah aliran militan Islam kiri yang sangat anti kapitalisme dan ingin mendirikan negara Islam kiri demi melawan kapitalisme.

Kesimpulan

Kapitalisme dan sosialisme adalah 2 ekstrem raksasa ekonomi dunia yang menjadi momok dalam dunia modern. Keduanya sedang mengintai semua pergerakan ekonomi kerakyatan. Semoga ekonomi kerakyatan Indonesia lincah dan licik bergerak di antara 2 ekstrem raksasa ekonomi dunia. Agar kita masih bisa bertransaksi dengan uang elektronik, menabung di bank, berlangganan asuransi kesehatan, kredit motor, berinvestasi dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan mengajukan permintaan kredit untuk modal usaha. Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang dirahmati Tuhan yang mudah-mudahan selalu eksis berkiprah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun