Boleh jadi banyak warga Indonesia yang bekerja di sektor milik pemerintah dari tingkat pusat hingga RT/RW, terutama PNS, TNI, Polri, karyawan BUMN dan pejabat-pejabat umumnya berasal dari kalangan nasionalistik-sosialistis. Mereka lebih memilih bahwa penyelesaian problema-problema masyarakat hanya dilakukan oleh pemerintah. Mereka memiliki budaya gotong royong dan solidaritas sosial dalam hidup bermasyarakat.
Aliran nasionalistik ini muncul dari kalangan-kalangan agama, terutama Islam toleran dan Islam aliran kiri. Tapi Islam aliran kiri mendirikan golongan kontra kapitalisme yang disebut terorisme. Terorisme melawan kapitalisme dengan kekuatan senjata. Hingga kini perjuangan mereka dihancurkan karena melawan Pancasila. Terorisme adalah aliran militan Islam kiri yang sangat anti kapitalisme dan ingin mendirikan negara Islam kiri demi melawan kapitalisme.
Kesimpulan
Kapitalisme dan sosialisme adalah 2 ekstrem raksasa ekonomi dunia yang menjadi momok dalam dunia modern. Keduanya sedang mengintai semua pergerakan ekonomi kerakyatan. Semoga ekonomi kerakyatan Indonesia lincah dan licik bergerak di antara 2 ekstrem raksasa ekonomi dunia. Agar kita masih bisa bertransaksi dengan uang elektronik, menabung di bank, berlangganan asuransi kesehatan, kredit motor, berinvestasi dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan mengajukan permintaan kredit untuk modal usaha. Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang dirahmati Tuhan yang mudah-mudahan selalu eksis berkiprah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H