Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Plato dan Aristoteles Menentang Demokrasi Tak Berkonstitusi

28 Juli 2020   09:46 Diperbarui: 28 Juli 2020   16:24 4076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Plato dan Aristoteles, dalam bentuk demokrasi tingkat kelima, hanya sedikit warga negara Athena yang benar-benar penuh dapat memberi sumbangsihnya bagi Athena. 

Sedangkan penduduk lainnya yang tertindas telah bersatu dan secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar membentuk mayoritas dalam pemerintahan. Bahkan warga tertindas termasuk di dalamnya adalah para wanita, anak-anak dan imigran bersama-sama membentuk kekuatan yang besar dalam demokrasi Athena. 

Selain kaum tertindas, juga kaum miskin dan malas menjadi mayoritas dalam menentukan pemerintahan. Orang-orang kaya dan para pejabat yang terdiri dari para jenderal Athena ditolak dan mereka telah dinyatakan kehilangan potensi mereka.

Massa rakyat tertindas dapat dengan mudah mengesahkan Undang-Undang sesuai kebijaksanaan mereka. Massa rakyat itu bahkan tidak mau tunduk pada siapa pun, termasuk para aparat keamanan negara. Massa rakyat tidak menggunakan nalar. Menurut Plato, pemerintahan dalam demokrasi kelima seperti itu telah menyebabkan anarki secara terus-menerus tanpa henti dan kemudian kembali ke bentuk negara tirani.

Para pemikir politik Athena kuno membayangkan bentuk negara campuran di mana rakyat harus memiliki suara,. Tetapi pemerintahan yang sebenarnya harus terletak pada kelas atas. Mereka menerapkan kebijakan yang luas, umum dan adil untuk semua penduduk.

Rakyat Membuat Banyak Keputusan Salah

Demokrasi tingkat kelima di Athena didorong oleh para demagog sehingga berulang kali mereka tergoda untuk membuat keputusan spontan yang kemudian mereka sesali. Ketika sebuah kota sekutu di pulau Lesbos ingin meninggalkan aliansi laut dengan Athena, orang-orang Athena memutuskan untuk mengeksekusi semua warga pria di kota itu.

Tetapi keesokan harinya keputusan sulit segera dijatuhkan oleh massa rakyat. Orang-orang Athena yang membunuh para pria dari kaum Lesbos dihukum mati, kebanyakan para Jenderal dan perwira militer. Dalam kasus lain, orang-orang menghukum mati mayoritas komandan militer di markas-markas mereka karena mereka tidak dapat memulihkan orang-orang yang karam akibat badai setelah pertempuran di laut.

Pelbagai keputusan yang salah oleh massa rakyat dalam demokrasi kelima juga dipengaruhi, dikendalikan dan dipicu oleh pengaturan kemarahan terhadap para aristokrat terutama para jenderal militer Athena. Sebagai akibat pembunuhan terhadap para aristokrat dan para jenderal militer, komandan angkatan laut yang berpengalaman tidak lagi tersedia. Athena segera kehilangan komando laut yang sangat tangguh di laut Aegea.

 Banyak Masalah Menjadi Akut

Demokrasi modern di negara-negara modern di seluruh dunia telah belajar dari kegagalan demokrasi kelima di Athena pada tahun 500 SM. Dalam demokrasi modern, kelemahan dari sistem perwakilan dari sistem demokrasi kelima di Athena kuno telah diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun