Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pendidikan Membentuk Akal dan Rasa di Sepanjang Zaman

9 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun kesenian adalah keindahan yang mengkonkret, tetap saja kesenian selalu diliputi oleh motif-motif perasaan: suka-tidak suka dan enak-tidak enak. Kesenian adalah pilihan. Kesenian ada dalam bidang akal budi praktis. Dari sinilah dapat dimengerti bahwa kesenian melayani norma transendensi (agama) supaya kesenian memiliki makna.

Masih ada norma-norma yang jauh lebih kuat mewujudkan keteraturan sosial yakni bidang hukum, moral dan tata susila. Penyusunan bidang-bidang hukum, moral dan tata susila tidak boleh menggunakan motif-motif empiris, seperti: rasa enak-tidak enak dan rasa suka-tidak suka.

Relasi social diatur oleh norma hukum, moral dan norma agama yang telah ditetapkan atas dasar motif hormat, tidak boleh ditetapkan atas dasar motif rasa suka-tidak suka dan rasa enak-tidak enak.  Motif hormat dapat mewujudkan keteraturan sosial sehingga manusia bisa hidup beradab dan sejahtera. Motif hormat adalah karya akal budi manusia harus menundukkan motif rasa (suka-tidak suka) dalam jiwa agar jiwa tetap harmonis. Tapi seringkali reaksi manusia terhadap norma hukum menggunakan motif-motif empiris seperti: takut, dipaksa, dll.

Tambahan pula, pertimbangan akal budi sering dipengaruhi pelbagai kepentingan idiologi dan agama. Jika kepentingan agama dan idiologi mempengaruhi rasa, maka rasa manusia terkotak-kotak dalam kelompok-kelompok kepentingan.

Dalam masa kini, politik dilihat sebagai seni mengatur sehingga banyak politikus berlatar belakang pekerja seni terpilih menjadi anggota parlemen dan pejabat daerah. Gedung DPR RI di Senayan dihiasi banyak orang berjiwa seni. Cukup banyak aktor dan aktris populer lolos menjadi anggota DPR RI/ DPRD atau terpilih sebagai kepala daerah. Seni selalu butuh rasa dalam jiwa. 

Tapi dunia seni tidak butuh motif hormat. Sehingga dalam pelbagai debat di dalam ruang sidang DPR RI sering terjadi keributan dan adu argumen secara tidak terhormat. Adu argumen dalam sidang DPR RI sering bagaikan lakon kekerasan dalam film-film laga. Jadi pengertian rasa terhadap seni harus dibangun kembali dan diperbaiki lagi dalam konteks politik yang ditambahkan dengan motif hormat.

Dengan itu, dunia politik Indonesia dipenuhi dengan para pelaku seni dan berpolitik dengan cara-cara seni dan bertindak atas cara-cara terhormat. Seni berpolitik selalu menghibur dan memuaskan hati para warga negara secara terhormat. Politik adalah seni mengatur secara terhormat, bukan upaya untuk mencari kekayaan, kekuasaan dan pengaruh.

Sering tindakan para politikus dirasakan ambigu. Contohnya ialah bantuan. Di tangan politikus, bantuan kepada sesama yang menderita adalah perbuatan dengan pamrih. Bantuan dari seorang caleg DPR RI kepada para warga di daerah bencana alam Donggala, Sulawesi memiliki pamrih politik, bukan demi kemanusiaan.

Hambatan Tradisi Sosial

Jika tetanggamu merusak pagar halamanmu, hukum cinta mengatakan: peringatkan dia dan ampunilah dia! Tetapi jika anda menolong temanmu dengan memberikan dia pinjaman Rp 2 juta, anda sulit mengampuni dia. Anda harapkan jika anda menghadapi kesulitan, dia dapat mengembalikan pinjaman itu. Tapi dalam status darurat karena sesuatu hal, sebaiknya anda peringati dan ampuni dia saja, tapi.........

Wajar, jika orang-orang saling tolong-menolong dalam kehidupan sosial. Tapi tidak adilnya, jika orang yang ditolong tidak pernah maju ke tingkat penolong. Perasaan manusia yang lemah sering ditekan hukum alam. Atribut dari orang yang ditolong sebagai orang miskin sulit dicabut. Pembentukkan struktur sosial mungkin telah berlaku atas penerima pertolongan itu sebagai orang miskin. Rasa sosial terbentur pada menguatnya struktur sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun