Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pendidikan Membentuk Akal dan Rasa di Sepanjang Zaman

9 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hdwallpapersack.com

 

     

Sejak era renaissance, bidang-bidang hidup manusia makin menjauh dari hidup religius sejati. Kondisi ini memunculkan pelbagai skandal kemanusiaan. Di tengah-tengah skandal kemanusiaan ini, bagaimana akal dan rasa dimajukan?

Sistem pendidikan terus dibenahi di tengah skandal-skandal.  Skandal-skandal itu menggoyahkan semua bidang hidup. Saat kedisiplinan hidup di Indonesia adalah perjuangan harian yang tidak mudah. Skandal-skandal seperti tiranisme, KKN, materialisme, terorisme, wabah Covid-19 serta perubahan iklim global adalah probematika universal yang tak mudah diselesaikan. Tapi prolematika itu mendewasakan.   

Menurut Plato, kebahagiaan adalah keadaan ideal yang menjadi cita-cita utama manusia di dunia dan di alam baka. Dua faktor penting kebahagiaan ialah akal budi dan keteraturan sosial. Lalu apakah akal budi manusia itu? Bagaimana proses untuk membentuk akal budi itu?  

Bagaimanapun, kebahagiaan selalu butuh kesempurnaan rasa. Proses membangun kesempurnaan rasa di tengah krisis adalah proses pendewasaan diri manusia sebagai bangsa.

Titik tolak refleksi sosial sebagian besar ahli filsafat adalah filsafat klasik Plato dan Aristoteles. Menurut filsuf Geny (1861-1959), filsafat Plato dan Aristoteles tetap dinamis jika digabungkan dengan aliran-aliran filsafat kini. Ide kedua filsuf klasik itu mencerminkan kesadaran umum manusia sehingga sungguh-sungguh merupakan filsafat abadi (philosophia prennis) dan juga disebut filsafat perasaan umum (philosophie du sens commun).

Jejak Rasa di Berbagai Peradaban Tua Dunia

Kesempurnaan rasa manusia terendus dalam jejak-jejak peradaban awal dunia. Sebelum munculnya peradaban Yunani-Romawi kuno, sudah terdapat perkembangan peradaban tinggi dunia di bagian-bagian dunia lain seperti: Timur Tengah, Mesir, India dan China. Wujud-wujud kesenian dapat dilihat dari seni arsitektur mengagumkan seperti: istana-istana raja-raja Babilonia, Persia dan Piramid Mesir, China dan India. Kitab-kitab hukum terkenal dapat ditemukan di Babylonia (Hamurabi) dan Yahudi (Taurat Musa).

Tapi perkembangan kesenian Yunani-Romawi kuno lebih merajut zaman. Di jejak sejarah peradaban tua, jiwa intelektif manusia terdiri atas akal budi dan rasa  terbukti ada bersamaan dengan adanya kebudayaan. Sejarah peradaban tinggi dunia meninggalkan tafsiran tentang adanya kesempurnaan rasa pada manusia sepanjang sejarahnya. Rasa sempurna adalah tanda jiwa sempurna pada manusia.

Filsafat Rasa

Di zaman kini, jejak-jejak peradaban tinggi masih tetap terendus dalam bentuk rasa-pancaindra. Jika mendapatkan kata-kata penghinaan, manusia normal merasa sakit hati. Lalu ia memprotes dan mengeluarkan unek-unek sampai kembali pulihnya keteraturan sosial.

Menurut Plato, 'rasa' pada manusia berada dalam dunia ideal. Dunia ideal ialah dunia tak kelihatan atau dunia sempurna. Plato membedakan gejala (fenomena) dengan dunia ideal. Gejala (fenomena) ialah dunia kelihatan (tidak sempurna). Sedangkan dunia ideal ialah dunia tak kelihatan (sempurna). Dunia sempurna diperoleh dari pengertian (theoria). Dunia ideal diciptakan oleh Budi Ilahi.

Dalam teorinya tentang dualisme antara jiwa dan badan manusia, Plato menegaskan bahwa rasa adalah bagian penting pada jiwa manusia. Menurut Plato, badan manusia adalah material yang harus mati. Sedangkan jiwa manusia bersifat ilahi dan tak dapat mati.

Cuplikan sebuah syair lagu: "Indonesia, jiwa-ragaku". Kalimat ini mengambil inspirasi dari ajaran Plato tentang teori keadilan negara sesuai keadaan jiwa manusia. Sehingga "Indonesia, jiwaku" dipahami sebagai: Jika jiwaku merasa aman dan harmonis, maka Indonesia merasa aman dan harmonis juga. 

Menurut Plato, pengertian dari aturan negara yang adil dapat dipelajari dari aturan yang baik dari jiwa manusia (jiwaku). Jiwa manusia terdiri atas 3 bagian, bagian pikiran (logistikon), bagian perasaan dan nafsu, baik psikis maupun jasmani (epithumetikon) dan bagian rasa baik dan jahat (thumoeides). 

Jiwa manusia teratur secara baik jika terjadi kesatuan harmonis dalam batas yang adil dan seimbang antara 3 tingkatan jiwa. Hal ini terjadi jika rasa nafsu ditundukkan akal budi melalui rasa baik dan jahat. Jadi tingkatan tertinggi dalam jiwa manusia ialah pikiran (logistikon). Rasa nafsu berada pada tingkat kedua dalam jiwa. Pikiran (logistikon) mempertimbangkan rasa nafsu terhadap hal-hal menurut kadar berharga, bermakna, penting dan bernilai.

Murid Plato paling terkenal, Aristoteles mengatakan bahwa akal budi merupakan bagian dari jiwa intelektif yang punya hubungan dengan dunia materi dan dunia rohani. Sehingga Aristoteles menggolongkan akal budi atas 2 yakni akal budi pasif dan akal budi aktif. Akal budi pasif berhubungan dengan materi, sedangkan akal budi aktif berhubungan dengan rohani, ilahi dan murni. Akal budi aktif memiliki 2 tugas yakni: pertama, memandang ilahi untuk mencari pengertian teoritis tentang benda-benda/makhluk-makhluk. 

Bidang ini membutuhkan ketelitian, kebijaksanaan dan melibatkan ilmu-ilmu empiris seperti: fisika, biologi, psikologi, dll. Kedua, membimbing hidup praktis. Tugas ini membutuhkan: keberanian, keadilan dan kesederhanaan. Pada akhirnya akal budi menuntun manusia untuk mencapai kebahagiaan.

Tapi kebahagiaan tidak dicapai hanya dengan memiliki keutamaan-keutamaan teoritis dan praktis saja. Menurut Aristoteles, selain keutamaan-keutamaan teoritis dan praktis, kebahagiaan juga butuh syarat-syarat tambahan, seperti: orang berkembang sebagai pribadi, memiliki barang dan memiliki hal-hal yang berguna, seperti: kesehatan, kesejahteraan, paras tampan/cantik, dll. Juga orang harus hidup bersama dalam polis sebagai warga.

Dalam pendidikan, akal budi harus dimajukan agar dapat menundukkn dan membimbing 'rasa'. Akal budi mengutamakan pilihan terhadap hal-hal yang berharga. Dengan akal budinya, manusia dapat mencipta benda-benda yang berguna dan menyenangkan. Akal budi seni adalah kemampuan akal pikiran manusia menciptakan benda-benda yang memiliki sifat menyenangkan dan berguna. Juga sifat indah sesuai dengan situasi harmonis, persatuan dan rukun.

Benda-benda berguna dan penting itu perlu indah dan menyenangkan sehingga selalu menarik perhatian banyak orang, bukan hanya seni tari, seni musik, seni lukis dan seni patung. Jiwa yang menyenangkan dapat membentuk benda/materi menjadi indah dan menyenangkan.

Ketertarikan manusia terhadap benda penting juga memperhitungkan kepatutan. Sehingga manusia tertarik pada produk biscuit karena rasa, kepatutan dan bentuk keemasannya.

Orang tertarik terhadap produk mobil/sepeda motor itu karena substansi teknologi, bentuk dan warna mobil/sepeda motor itu indah, kuat, irit bensin dan menyenangkan. Orang tertarik kepada produk pakaian itu karena bahannya kuat, indah, berkepatutan, menarik dan menyenangkan. 

Orang tertarik kepada makanan itu karena rasa enak, berkepatutan, bersih, bergizi, asli, indah dan menyehatkan. Jadi benda-benda penting seperti: makanan, rumah dan pakaian masih harus dilihat bentuk, kepatutan, rasa dan substansinya: indah, kuat, menarik, enak/menyenangkan. Meskipun benda itu termasuk kebutuhan pokok, namun itu tidak menjamin ketertarikan.

Lalu bagaimanakah hal-hal penting itu? Jawaban atas pertanyaan ini menjadi tugas akal budi manusia yang dibentuk dalam pendidikan. Pendidikan memerlukan rasa nafsu terhadap penguasaan ilmu dan teknologi yang penting. Hal-hal bernilai dibimbing oleh Budi Ilahi. Sehingga rasa nafsu harus diarahkan untuk meraih kesejahteraan. 

Menurut para filsuf Stoa, manusia tidak boleh terkekang oleh hawa nafsu. Untuk meloloskan diri dari hawa nafsu, manusia harus sadar terhadap tidak pentingnya hal-hal itu. Manusia harus bersikap bijaksana dan mengumpulkan kebajian-kebajikan agar dapat berbahagia. Rasa nafsu terhadap hal-hal yang tidak penting, tidak berharga, tidak bermakna dan tidak bernilai dapat menjauhkan manusia dari kebahagiaan dan dari jalan menuju ke Budi Ilahi.

Sedangkan para filsuf Sofis mengatakan bahwa sesuai kodratnya semua manusia pada dasarnya adalah sama. Manusia dapat saling berhubungan, kawin-mawin dan sama-sama merupakan warga dunia. Semua manusia sama menurut kemanusiaan. Setiap manusia di mana saja dia berada harus merasa aman, senang dan sentosa sebab dia merupakan makhluk kosmopolit.

Rasa dalam dunia modern adalah karya akal budi sehingga hal ini dapat membawa manusia pada rasionalisme. Rasionalisme rasa dapat mendorong sistem ekonomi kapitalis liberal. Dalam dunia kapitalis, perusahaan-perusahaan bekerja tanpa kendali pemerintah. Orang-orang yang mengelola ekonomi kapitalis bekerja tanpa perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Dunia kapitalisme membentuk masyarakat borjuasi di bawah penguasaan para korporat dengan supremasi individu yang bebas berdaulat. Dunia kapitalis adalah dunia di mana budaya pengunggulan kreatifitas dan inovasi tanpa henti mendominasi dunia. Supremasi individu mendorong penikmatan hidup.

Individu-individu dalam dunia kapitalisme tidak memiliki perhatian terhadap penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Liberalisme ekonomi menumbuhkan kolonialisme dan imperialisme gaya baru menyebabkan penindasan terhadap hak asasi manusia. Dengan bertumbuhnya banyak industri di dunia, dunia kapitalis dikendalikan oleh berbagai produk periklanan, rekayasa sosial, bisnis besar, para korporat, fasisme dan kekuatan senjata.

Butuh Motif Hormat

Salah satu aspek yang dilupakan dalam kesadaran terhadap kemanusiaan yang beradab adalah cita rasa kesenian.  Pembangunan harus dilandasi pada cita rasa kesenian. Bangsa Yunani kuno bertahan hingga 16 abad karena kesenian. Salah satu warisan Yunani-Romawi kuno yang tetap dipakai ialah kesenian. Orang-orang Yunani-Romawi memiliki perasaan yang sangat kuat. Dengan perasaan yang sangat kuat, jiwa orang-orang Yunani-Romawi kuno tetap hidup hingga saat ini.

Walaupun kesenian adalah keindahan yang mengkonkret, tetap saja kesenian selalu diliputi oleh motif-motif perasaan: suka-tidak suka dan enak-tidak enak. Kesenian adalah pilihan. Kesenian ada dalam bidang akal budi praktis. Dari sinilah dapat dimengerti bahwa kesenian melayani norma transendensi (agama) supaya kesenian memiliki makna.

Masih ada norma-norma yang jauh lebih kuat mewujudkan keteraturan sosial yakni bidang hukum, moral dan tata susila. Penyusunan bidang-bidang hukum, moral dan tata susila tidak boleh menggunakan motif-motif empiris, seperti: rasa enak-tidak enak dan rasa suka-tidak suka.

Relasi social diatur oleh norma hukum, moral dan norma agama yang telah ditetapkan atas dasar motif hormat, tidak boleh ditetapkan atas dasar motif rasa suka-tidak suka dan rasa enak-tidak enak.  Motif hormat dapat mewujudkan keteraturan sosial sehingga manusia bisa hidup beradab dan sejahtera. Motif hormat adalah karya akal budi manusia harus menundukkan motif rasa (suka-tidak suka) dalam jiwa agar jiwa tetap harmonis. Tapi seringkali reaksi manusia terhadap norma hukum menggunakan motif-motif empiris seperti: takut, dipaksa, dll.

Tambahan pula, pertimbangan akal budi sering dipengaruhi pelbagai kepentingan idiologi dan agama. Jika kepentingan agama dan idiologi mempengaruhi rasa, maka rasa manusia terkotak-kotak dalam kelompok-kelompok kepentingan.

Dalam masa kini, politik dilihat sebagai seni mengatur sehingga banyak politikus berlatar belakang pekerja seni terpilih menjadi anggota parlemen dan pejabat daerah. Gedung DPR RI di Senayan dihiasi banyak orang berjiwa seni. Cukup banyak aktor dan aktris populer lolos menjadi anggota DPR RI/ DPRD atau terpilih sebagai kepala daerah. Seni selalu butuh rasa dalam jiwa. 

Tapi dunia seni tidak butuh motif hormat. Sehingga dalam pelbagai debat di dalam ruang sidang DPR RI sering terjadi keributan dan adu argumen secara tidak terhormat. Adu argumen dalam sidang DPR RI sering bagaikan lakon kekerasan dalam film-film laga. Jadi pengertian rasa terhadap seni harus dibangun kembali dan diperbaiki lagi dalam konteks politik yang ditambahkan dengan motif hormat.

Dengan itu, dunia politik Indonesia dipenuhi dengan para pelaku seni dan berpolitik dengan cara-cara seni dan bertindak atas cara-cara terhormat. Seni berpolitik selalu menghibur dan memuaskan hati para warga negara secara terhormat. Politik adalah seni mengatur secara terhormat, bukan upaya untuk mencari kekayaan, kekuasaan dan pengaruh.

Sering tindakan para politikus dirasakan ambigu. Contohnya ialah bantuan. Di tangan politikus, bantuan kepada sesama yang menderita adalah perbuatan dengan pamrih. Bantuan dari seorang caleg DPR RI kepada para warga di daerah bencana alam Donggala, Sulawesi memiliki pamrih politik, bukan demi kemanusiaan.

Hambatan Tradisi Sosial

Jika tetanggamu merusak pagar halamanmu, hukum cinta mengatakan: peringatkan dia dan ampunilah dia! Tetapi jika anda menolong temanmu dengan memberikan dia pinjaman Rp 2 juta, anda sulit mengampuni dia. Anda harapkan jika anda menghadapi kesulitan, dia dapat mengembalikan pinjaman itu. Tapi dalam status darurat karena sesuatu hal, sebaiknya anda peringati dan ampuni dia saja, tapi.........

Wajar, jika orang-orang saling tolong-menolong dalam kehidupan sosial. Tapi tidak adilnya, jika orang yang ditolong tidak pernah maju ke tingkat penolong. Perasaan manusia yang lemah sering ditekan hukum alam. Atribut dari orang yang ditolong sebagai orang miskin sulit dicabut. Pembentukkan struktur sosial mungkin telah berlaku atas penerima pertolongan itu sebagai orang miskin. Rasa sosial terbentur pada menguatnya struktur sosial.

 Sehingga lebih baik anda menolong orang dari pada anda ditolong orang. Lebih baik tangan anda berada di atas dari pada tangan anda berada di bawah. Mungkin rasa sosial seorang penolong lebih sempurna daripada orang yang ditolong. ()

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun