Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pendidikan Membentuk Akal dan Rasa di Sepanjang Zaman

9 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketertarikan manusia terhadap benda penting juga memperhitungkan kepatutan. Sehingga manusia tertarik pada produk biscuit karena rasa, kepatutan dan bentuk keemasannya.

Orang tertarik terhadap produk mobil/sepeda motor itu karena substansi teknologi, bentuk dan warna mobil/sepeda motor itu indah, kuat, irit bensin dan menyenangkan. Orang tertarik kepada produk pakaian itu karena bahannya kuat, indah, berkepatutan, menarik dan menyenangkan. 

Orang tertarik kepada makanan itu karena rasa enak, berkepatutan, bersih, bergizi, asli, indah dan menyehatkan. Jadi benda-benda penting seperti: makanan, rumah dan pakaian masih harus dilihat bentuk, kepatutan, rasa dan substansinya: indah, kuat, menarik, enak/menyenangkan. Meskipun benda itu termasuk kebutuhan pokok, namun itu tidak menjamin ketertarikan.

Lalu bagaimanakah hal-hal penting itu? Jawaban atas pertanyaan ini menjadi tugas akal budi manusia yang dibentuk dalam pendidikan. Pendidikan memerlukan rasa nafsu terhadap penguasaan ilmu dan teknologi yang penting. Hal-hal bernilai dibimbing oleh Budi Ilahi. Sehingga rasa nafsu harus diarahkan untuk meraih kesejahteraan. 

Menurut para filsuf Stoa, manusia tidak boleh terkekang oleh hawa nafsu. Untuk meloloskan diri dari hawa nafsu, manusia harus sadar terhadap tidak pentingnya hal-hal itu. Manusia harus bersikap bijaksana dan mengumpulkan kebajian-kebajikan agar dapat berbahagia. Rasa nafsu terhadap hal-hal yang tidak penting, tidak berharga, tidak bermakna dan tidak bernilai dapat menjauhkan manusia dari kebahagiaan dan dari jalan menuju ke Budi Ilahi.

Sedangkan para filsuf Sofis mengatakan bahwa sesuai kodratnya semua manusia pada dasarnya adalah sama. Manusia dapat saling berhubungan, kawin-mawin dan sama-sama merupakan warga dunia. Semua manusia sama menurut kemanusiaan. Setiap manusia di mana saja dia berada harus merasa aman, senang dan sentosa sebab dia merupakan makhluk kosmopolit.

Rasa dalam dunia modern adalah karya akal budi sehingga hal ini dapat membawa manusia pada rasionalisme. Rasionalisme rasa dapat mendorong sistem ekonomi kapitalis liberal. Dalam dunia kapitalis, perusahaan-perusahaan bekerja tanpa kendali pemerintah. Orang-orang yang mengelola ekonomi kapitalis bekerja tanpa perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Dunia kapitalisme membentuk masyarakat borjuasi di bawah penguasaan para korporat dengan supremasi individu yang bebas berdaulat. Dunia kapitalis adalah dunia di mana budaya pengunggulan kreatifitas dan inovasi tanpa henti mendominasi dunia. Supremasi individu mendorong penikmatan hidup.

Individu-individu dalam dunia kapitalisme tidak memiliki perhatian terhadap penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Liberalisme ekonomi menumbuhkan kolonialisme dan imperialisme gaya baru menyebabkan penindasan terhadap hak asasi manusia. Dengan bertumbuhnya banyak industri di dunia, dunia kapitalis dikendalikan oleh berbagai produk periklanan, rekayasa sosial, bisnis besar, para korporat, fasisme dan kekuatan senjata.

Butuh Motif Hormat

Salah satu aspek yang dilupakan dalam kesadaran terhadap kemanusiaan yang beradab adalah cita rasa kesenian.  Pembangunan harus dilandasi pada cita rasa kesenian. Bangsa Yunani kuno bertahan hingga 16 abad karena kesenian. Salah satu warisan Yunani-Romawi kuno yang tetap dipakai ialah kesenian. Orang-orang Yunani-Romawi memiliki perasaan yang sangat kuat. Dengan perasaan yang sangat kuat, jiwa orang-orang Yunani-Romawi kuno tetap hidup hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun