Pembagian masyarakat Malaka sendiri ditinjau dari segi ekonomis terdiri dari klasifikasi "orang berpunya/the haves" (Ema Mak Soin) dan kelompok "orang miskin/the haves not" (Ema Kmukit). Ukuran untuk menentukan dua macam kelas ini tergantung pada pendapatan yang ia peroleh dan cara atau pola hidupnya setiap hari.
Secara ringkas struktur masyarakat Malaka terdiri dari :
Pertama adalah kelompok teratas atau kelompok raja (Nain Oan) masuk kelompok priyayi.
Kelompok lain adalah kelompok masyarakat bawah (Hutun Renu) atau marjinal dan orang kecil.
Antara dua kelompok itu ada kelompok penengah atau disebut Fukun dato.
   Keterkaitan antara ketiga kelompok utama tersebut terwujud dalam realisasi program dan kerja nyata. Dalam hal ini, kelompok Raja berperan mengawasi pelaksanaan pembangunan dan membuat putusan pemerintahan. Kelompok Hutun Renu sebagai mediator antara kedua kelompok tersebut. Perlu dicatat di sini bahwa dalam proses pengambilan keputusan (fui mutu lian-fui mutu ibun) dilakukan secara adat dengan korban bakaran.
   Dalam jajaran dan tataran kelompok penurutan raja atau kekerabatan horizontal yang dinamakan "klaken soman" ada juga kelompok vertikal yang disebut "Tohu Larus Hudi Oan". Dalam catatan sejarah lokal, menuturkan bahwa di kerajaan Wewiku - Wehali ada 4 dato yang sangat berperan dalam fungsinya sebagai mediator yaitu, Dato Leki Nahak Tamiru Usi Hawai Lerek (penguasa daerah pesisir laut) atau yang disebut Meti Ktuik. Dato Klisuk Rai dan Klisuk Lor yang menguasai daerah enclave laut (hasan). Sedangkan Dato Mota menguasai daerah pesisir kali Benenai (Mota Ninin Hare Ninin).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H