Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Keadaan Sekolah sampai Lahan-lahan Kosong di Timor-NTT

23 Desember 2015   10:49 Diperbarui: 23 Desember 2015   12:55 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang ini, bahkan bukan hanya peserta didik yang menuntut, juga guru-gurupun menuntut gaji dan fasilitas. Ini menyebabkan kekacauan sering terjadi di antara para pendidik, peserta didik bahkan antara pendidik dan peserta didik sekalian. TUNTUT–MENUNTUT di sekolahpun sering terjadi.

Akhir dari aksi MENUNTUT itulah sering pribadi-pribadi tertentu dari para guru dikorbankan, baik korban perasaan, biaya, waktu maupun tenaga. Logikanya para siswa/i menuntut dan para guru tertentu menjadi dikorbankan, termasuk beberapa orang para guru professional.

Ciri-Ciri Sekolah Modern Taraf Intenasional

Setelah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka tampaknya perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih pendidikan belumlah selesai. Bukan hanya kualitas pendidikan mesti diraih namun juga pemerataan system pendidikan sebab pendidikan merupakan tanda paling utama dari kemerdekaan sebuah bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Lihat saja adanya berbagai tingkatan sekolah, mulai dari Sekolah Terakreditas C, B dan A hingga sekolah bertaraf nasional dan internasional. Makin tinggi tingkatan sekolah, makin mahal pembayarannya akhirnya Sekolah-Sekolah bertaraf internasional hanyalah milik orang-orang kaya. Masyarakat miskin makin jauh dari penyelanggaraan pendidikan yang berkualitas. Beginilah kalau semua kegiatan di sekolah terporgram dengan Komputer. Berikut, saya ingin mengemukaan ciri-ciri Sekolah Model Nasional menuju Internasional:

  1. Berbagai administrasi sekolah menggunakan system digital dan otomatis
  2. Setiap kartu pelajar siswa/i dan kartu pengenal guru dan karyawan merupakan kartu multifungsi dengan adanya pemasangan barcode pada setiap kartu yang nanti bisa digunakan untuk berbagai fungsi administrasi
  3. Absensi siswa/i menggunakan system digital di mana setiap masuk sekolah, ijin keluar dan pulang sekolah para siswa/i mengantri data melalui mesin absensi data
  4. Semua data terintegrasi dengan Paket Aplikasi Sekolah (PAS) melalui Fasilitas SMS Gateway, orang tua atau wali siswa/i bisa mengetahui jam kehadiran atau kepulangan siswa/i ,melalui SMS atau melalui Web Sekolah.
  5. Manejemen Perpustakaan menggunakan system digital mulai dari administrasi kehadiran pengujung sampai dengan inventaris buku. Para pengunjung melakukan absen dengan barcode pada kartu pelajar, pencarian buku dilakukan dengan Komputer.Begitu pula dengan peminjaman semua digunakan dengan sistem digital.
  6. Aplikasi Pembayaran SPP (APS) sinergi dengan Paket Aplikasi Sekolah (PAS) berbasis Web yang dikembangkan sekolah sendiri.
  7. Orang tua mengetahui pembayaran SPP dengan system SMS atau Website sekolah. Begitu juga dengan program penilaian hasil belajar siswa/i oleh guru. Guru Mapel mengantri nilai pelajaran melalui Program dan orang tua bisa mengetahui nilai akademiki melalui SMS.
  8. Siswa dapat mengetahui tambahan ilmu tentang program Komputer, seperti bahasa Pemrograman, elektronika –robotika, akuntasi Komputer dan desain grafis, Web Programming, robotika dan animasi.

Jurusan di SMK Harus Menjawab Persoalan NTT

 

Salah satu lahan di Timor-NTT yang belum diolah dengan baik

Seperti Gorontalo, di NTT sebenarnya sudah saatnya harus dibuka SMK khusus Jurusan Produksi Jagung dan Padi, tak ketinggalan juga SMK Produksi Pertanian, bukan hanya pada produksi perlatan mesin. Pertanian menjadi dasar kemakmuran bangsa. Sebab hampir 100% para petani di NTT menanam jagung dan padi di kebun mereka. Dalam perjalanan ke setiap kabupaten di NTT melalui jalur darat, terlihat ada banyak lahan tidur yang belum diusahakan untuk menanam jagung dan padi. Lahan-lahan itu ditinggalkan pemiliknya merantau mencari sesuap nasi di tempat perantauan. Mungkin karena kesulitan ekonomi, tanah-tanahpun disadah (digadaikan sementara) sampai utang-utang jadi lunas. Jadi tanah-tanaha kosong, sebenarnya ialah tanah-tanah yang ditinggalkan para pemiliknya ke luar untuk mengadu nasib di tempan rantauan, banyak yang misalnya ke Malaysia sebagai TKI..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun