Dalam pernyataan pertama, dikatakan eritrosit semakin lama semakin lemah. Saya setuju atas pernyataan itu. Pertama kita lihat dari sudut pandang generasi. Pada masa saat ini, kita mengetahui bahwa makanan kita tipe -- tipenya adalah fastfood, junkfood, dan snack -- snack lainnya yang menggunakan bahan kimia seperti penyedap rasa, pewarna, pengharum, pemanis, dan lain -- lain. Jauh lebih tidak sehat daripada generasi sebelumnya, yang produksi bahan kimia untuk komsunsi lebih sedikit daripada sekarang, dan lebih mementingkan rasa yang begitu organik.
Bahan kimia yang ada pada makanan tersebut dapat berpengaruh buruk pada tubuh manusia. Seperti contohnya, makanan yang mengandung MSG / "micin", jika dikonsumsi melebihi batas normal dapat menyebabkan kanker otak, tekanan darah tidak normal, meningkatkan resiko terkena sakit jantung. Hal -- hal ini dapat memicu terjadinya penurunan oksigenasi jaringan dan terjadi hipoksia, sehingga memperlambat produksi eritrosit. Jika tubuh terpaksa menghasilkan darah merah lebih banyak untuk dipakai ( misal di cuaca dingin ) padahal tubuh masih dalam hipoksia, eritrosit yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang tidak normal / buruk sehingga dapat menurunkan usia sel darah merah tersebut.
Kedua, kita lihat dari sudut pandang umur hidup manusia. Dalam analisis sebelumnya, ditemukan bahwa manusia yang masih muda memiliki membran sel darah merah yang lebih kuat daripada manusia yang berusia tua. Karena semakin lemah membran sel darah merah, juga semakin tingginya kemungkinan terjadi hemolisis. Maka pernyataan ini mendukung pernyataan yang utama yaitu bahwa semakin lama usia /waktu eritrosit semakin lemah.
Pernyataan utama kedua yaitu, dikatakan eritrosit semakin lemah karena manusia semakin sibuk. Saya juga tidak dapat tidak setuju dengan pendapat ini, karena memang ada benarnya juga.
Misalnya, kita bekerja keras hingga larut malam kemudian kepala kita terasa ringan, nafas sesak, wajah terlihat pucat. Hal itu disebabkan karena kecapekan dan merupakan gejala penderita anemia. Anemia adalah keadaan saat jumlah eritrosit atau jumlah hemoglobin      ( HB ) dalam sel darah merah berada di bawa normal. Dari sini saja, kita bisa melihat dan memahami bahwa eritrosit juga berhubungan dengan kecapekan dari bekerja keras. Karena anemia menandakan bahwa tubuhmu berada dalam kondisi hipoksia / kekurangan oksigen dan itu artinya produksi eritrosit pada tubuhmu tidak lagi normal, dan jika dipaksa untuk diproduksi lagi, akan menghasilkan kualitas eritrosit yang tidak normal pula dan usianya pun tak lebih dari 120 hari.
Namun selain itu, usia eritrosit juga bisa menurun karena kurang minum loh. Karena dalam pembentukan eritrosit perlu adanya eritroprotein yang sebagian besar ( 90 -- 95 % ) dihasilkan di dalam ginjal. Mengapa kurang minum dapat menyebabkan usia eritrosit menurun? Salah satu penyebab penyakit gagal ginjal adalah kurang minum / dehidrasi. Jika ginjal kurang berfungsi dengan baik, maka eritroprotein yang dihasilkan pun hasilnya akan kurang baik pula.
Dengan begitu dapat disimpulkan, bahwa pertumbuhan dan fragilitas eritrosit dipengaruhi oleh berbagai macam. Yaitu faktor usia, kesehatan pada tubuh kita, kegiatan sehari -- hari. Tentu juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman, semakin maju zamannya, makanan yang kita konsumsi semakin kurang sehat karena sudah dicampuri bahan kimia, dan hal ini secara tidak langsung berpengaruh kepada kesehatan tubuh kita, dan dapat memperpendek umur eritrosit kita.
Dari pernyataan utama 1 dan 2, saya lebih setuju dan mendukung pernyataan 1 yaitu "eritrosit semakin berjalannya waktu semakin lemah" daripada pernyataan kedua. Walaupun, sebenarnya pernyataan 1 dan 2 saling berhubungan. Yaitu semakin berjalannya waktu, manusia juga semakin menjadi pekerja keras.
Maka dari itu, baiklah kita menjaga kesehatan dan mengatur pola makan kita sejak dini, sehingga usia eritrosit normal dan dapat terhindar dari berbagai macam penyakit ( misalnya Anemia ). Untuk kesehatan darah, cobalah mengonsumsi lebih hati, tahu, tiram, tanpa lemak dan sayuran hijau seperti bayam, dan buah kering seperti kismis karena mengandung zat besi.
Pastikan diri kita mengonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang agar mencegah anemia. Diet yang terlalu ketat juga merupakan faktor resiko terkena anemia. Lebih lagi pada wanita hamil dan wanita pada umumnya rentan terkena anemia, maka mereka harus lebih ketat dalam menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengonsumsi makanan -- makanan yang telah disebutkan.