Â
Tuhan... tak akan pernah datang membantu....ku karena selalu berbe...da penda....pat dengan...nya. Tuhan selalu.... memusuhiku, aku perca....ya kalau hingga ki...ni, apa yang kulaku...kan adalah kebe...naran, kebenaran... yang paling hakiki, (JEDA) aku tahu bahwa men...jadi artis papan... atas adalah pili...han, aku tahu bahwa pelacur kelas atas ju....ga pilihan, bukan sebuah na...sib, aku dikirim Tuhan untuk meng....hadapi semua ini, untuk mengkhotba...hi kalian. (JEDA) Meskipun aku mera...sakan sakitku seperti ini, HIV telah... menyiksaku, bu...kan berar...ti a...ku ka...lah dan sema...kin dija...dikan permai...nan, tapi itu bu...kan berar...ti sa..lah kebe...naran...ku sela...ma ini, kebena...ranku tetap...lah be...nar sampai kapan...pun.
Â
SUTRADARA YANG MEMERANKAN ARTIS PAPAN ATAS PELAN-PELAN SEKARATUL MAUT HINGGA MENINGGAL, SEKETIKA DIA KEMBALI MASUK KEPADA PERANNYA SEBAGAI SUTRADARA.
Â
Gitu jancok, kalau akting seng bener, ayo coba sekali lagi. Aku wes males neng kene.
Â
SUTRADARA TAMPAK MELIHAT ARTIS PAPAN ATAS MEMERANKAN TOKOHNYA, DIA MEMPERHATIKAN DENGAN SEKSAMA MELALUI MONITOR ATAU LCD. LAMA KELAMAAN DIA SEPERTI MERASAKAN KESENANGAN TERSENDIRI, DIA PELAN-PELAN SENYUM SEPERTI BAHAGIA ATAS PERAN YANG DIMAINKAN OLEH AKTORNYA. SEKETIKA HAL ITU BUYAR SAAT TAMPAK PEJABAT SEBELUMNYA MUNCUL KEMBALI, SUTRADARA BERUSAHA MENAHAN EMOSINYA, DIA TAMPAK MELIHAT KEDUANYA SALING SENYUM DAN BERCIUMAN.
Bagus banget moral koen berdua yo, (JEDA) pejabat ambek pelacure, budak ambek majikane, (JEDA) Opo? Opo koen bilang kalau moral menurut sampeyan iku gak penting? Menurut sampeyan moral iku hanya sebuah aturan kepalsuan, jancok koen!
Â
SUTRADARA LANGSUNG TAMPAK MENIKAM ARTIS PAPAN ATAS DAN PEJABATNYA DENGAN CLURIT, HINGGA KEDUANYA MATI. DIA TERTAWA KECIL SEMBARI MENATAP CLURITNYA YANG SUDAH MENELAN KORBAN.