ARTIS PAPAN ATAS SEKETIKA TERDIAM, DIA MELANGKAH PELAN-PELAN KE ARAH SET KOSTUM DAN MAKEUP. LALU DIA MENENGGAK AIR PUTIH, KEMUDIAN MENYANTAP MAKANAN BEGITU LAHAPNYA. TAK LAMA KEMUDIAN DIA SEPERTI MELIHAT KEMUNCULAN ASISTEN SUTRADARA. ARTIS PAPAN ATAS LANGSUNG MEMBENTAKNYA.
Â
Apa? Mau scene apa lagi? Gue mau istirahat sejam dulu, gue mau makan, dan gue empet setiap melihat muka elo. (JEDA) Panggil aja sutradaranya ke sini, bilang suruh ngadep gue langsung. (TAMPAK ASISTEN SUTRADARANYA PERGI) Nah gitu dong...nurut apa kata gue, kalau suruh pergi ya pergi. (ARTIS PAPAN ATAS MENYANTAP MAKANAN LAGI, PRODUSERNYA SEPERTI MUNCUL) Hei sayang.....padahal aku sudah tunggu lo semalam di apartement, (JEDA) ya nih aku juga gak tahan sama kamu sayang, yaudah deh ke toilet aja sih. Gak enak kalau di sini, gak enak sama sutradara kamu, ntar aku dibilang seenaknya aja karena mentang-mentang pacaran sama produsernya.
Â
ARTIS PAPAN ATAS BERCIUMAN DENGAN PRODUSERNYA HINGGA MEREKA BERDUA HENDAK BERSENGGAMA. SEKETIKA TERDENGAR GEDORAN PINTU YANG MEMEKIKKAN TELINGA. ARTIS PAPAN ATAS LANGSUNG MEMARAHI SUTRADARANYA.
Â
Gak ada takut-takutnya elo ya, ini produser elo, (KE PRODUSER) ya udah sayang, jangan di pakek lagi nih sutradara. Songong. Ya udah ntar lain kali aja sayang, aku male nih diburu-buru take terus. (JEDA) Dah sayang.....aku negrti koko kenapa kamu gak mau banyak ngomong sama orang gila ini.
Â
SEKETIKA TAMPAK MUNCUL PEJABAT LAINNYA YANG SELAMA INI MENJADI SIMPANAN ARTIS MEMBUAT SUTRADARA KESAL.
Â
Jancok.