Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Monolog "Artis Papan Atas"

16 Maret 2016   19:20 Diperbarui: 16 Maret 2016   19:36 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sebuah Karya Monolog ARUNG WARDHANA ELLHAFIFIE

DI LOKASI SHOTING, DENGAN LATAR BELAKANG BLACK SCREEN, PERALATAN SHOTING SEPERTI KAMERA, PORTA JEEB, KURSI SUTRADARA, MONITOR ATAU LCD, BEBERAPA LAMPU HMI, KONOFLO DAN LAIN SEBAGAINYA. DI SISI LAIN ADA TEMPAT RIAS MAUPUN KOSTUM YANG BERADA DI SATU RUANGAN. PERTUNJUKAN DIBUKA DENGAN ORKESTRA YANG DIMAINKAN DENGAN CARA ACAPELA(MUSIK MULUT) URBAN, SEPERTI GRAMBANG KROMONG YANG DIPADU DENGAN ANGKLUNG, SRONEN, KENDANG. SEPIRING NASI TERLEMPAR PECAH KE PERMUKAAN LANTAI, BERANTAKAN NASI TAHU TEMPE. TAK LAMA KEMUDIAN SUTRADARA MUNCUL YANG TENGAH MEMERANKAN ARTIS TAMPAK MEMBERIKAN CONTOH PADA AKTORNYA. DIA MENGAMBIL NASI TAHU TEMPE YANG BERANTAKAN ITU, LALU MENGINJAK-INJAKNYA SEMBARI BERBICARA.

Menjadi miskin bukan sebuah nasib, melainkan sebuah pilihan, menjadi kaya juga sebuah pilihan, bukan sebuah nasib. Menjadi budak para kafir kapitalis juga sebuah pilihan, atau menjadi simpanan pejabat kafir, atau menjadi pengusaha murtad juga sebuah pilihan, bukan sebuah nasib. (JEDA) Norma hanya aturan dan sebuah permainan teka-teki yang belum jelas ujungnya, agama pun juga sebuah peringatan manusia agar terhindar dari malapetaka melalui kitab sucinya yang belum tentu kebenarannya, karena hingga kini aku belum bertemu langsung dengan Tuhan, ataupun malaikat yang menceritakan kenikmatan neraka dan kekejaman surga. (JEDA) Aku curiga jangan-jangan neraka dan surga yang dijanjikan Tuhan itu tak pernah ada selamanya. Aku curiga keduanya cuma palsu belaka.

ARTIS PAPAN ATAS INI KEMUDIAN BERPOSE LAYAKNYA SEORANG FOTO MODEL MAJALAH DEWASA. SEOLAH-OLAH DIA SEDANG BERKOMUNIKASI DENGAN FOTOGRAFERNYA HINGGA PROSES ITU SELESAI. TAK LAMA KEMUDIAN ARTIS INI BERIAS SEMBARI BERBICARA DENGAN MANAJERNYA.

Berapa? (JEDA) Naikin! Kurang uplah! Hah? Gak ah kalau cuman segitu, masalah service mah gampang, (SEMBARI AKTIFITAS MENGGANTI BAJU ATAU MEMBUKA STOCKING LABA-LABANYA) Gue bakal muasin dia deh, kayak biasanyalah, pejabat-pejabat lainnya juga gak pernah complain kan selama ini, malah ketagihan. Kayak gak tahu gue aja, elo. (JEDA) Gini aja deh, pertiga jam 500 juta titik, kalau gak mau ya udah, gue juga belum ngasih elo kan 10 juta lumayan kan. (JEDA) Ya segitu aja titik, kalau gak mau cari pejabat yang mau aja, cukup!

SEKETIKA SUTRADARA ITU DUDUK DI KURSINYA, MENYALAKAN ROKOK, MELEPASKAN DRESNYA, LALU MEMAKAI CELANA PANJANG, MEMASANG CAMBANG DAN KUMIS DI WAJAHNYA SENDIRI, DI DEPAN CERMIN MAKEUP. SUTRADARA MENGIKAT RAMBUT PANJANGNYA, LALU MEMAKAI WIG SENDIRI DENGAN RAMBUT PENDEK SEMBARI MEMARAHI ARTISNYA.

Ngono kalau akting, koyok ngono, berhari-hari shoting aktingmu gak pernah bener, jancok koen! Aku wes berulang kali bilang, konsentrasi kalau sedang akting, jangan pernah mikirin masalah pribadi, apalagi seng hubungane ambek ngencok, itu haram kalau koen iku tengah berakting neng kene, mungkin neng tempat lain olle. (JEDA) Opo? Mau marah sama aku? Mau lapor? Lapor sana ambek majikanmu. Lapor sana sama produsermu seng begok iku! (JEDA) Ojok kiro aku weddi sama produsermu, aku gak pernah takut, aku cuma takut sama ibuku, sama ayahku, sama Gusti Allah, (JEDA) yo wes kalau gak wani lapor, mending sekarang koen iku akitng seng bener. Kan ceritane pengalamanmu sendiri, koen iku mainin diri sendiri gampang kan? Realis keseharian kamu. (JEDA) Opo? Koen tersinggung, emang kenyataannya kok, koen iku emang resek di lokasi shoting, sok ngartis, sok foto model top, padahal majalah dewasa, modal ngangkang doank,  sok simpenan pejabat, emang kenyataannya, jadi gak usah marah sama aku, (JEDA) toh yang kamu lakuin iku kenyataan sehari-hari, tawar menawar setelah adegan selesai, itu kan  kebiasaanmu sehari-hari, semua orang udah tahu, (JEDA) sebenarnya skenario iki emang pas buat kamu. Yang nulis iki pinter tenan.

 

SUTRADARA DUDUK DI KURSINYA, MASIH MENGHISAP SISA-SISA ROKOKNYA. DIA MEMPERHATIKAN MONITOR ATAU LCD DENGAN SEKSAMA. DIA SEPERTI MEMPERHATIKAN AKTING AKTORNYA YANG MULAI CUKUP BAIK. SUTRADARA TENGAH BEREKPRESI, SEMAKIN LAMA DIA SEPERTI MERASAKAN KALAU ARTISNYA BERMAIN SESUAI DENGAN  HARAPANNYA, TAPI SEKETIKA HANDPHONE BERBUNYI. SUTRADARA TAMPAK MELIHAT ARTIS YANG MENGAKHIRI ADEGAN SEMAUNYA TANPA ABA-ABA CUT DARI DIRINYA.

 

Jancok! Jancok koen! Kan aku wes ngomong kalau lagi  akting neng kene, handphone kudu mati. Denger gak? Mangkane pelajarin dulu enam pelajaran pertamane Richard Bolelavsky, jadi koen iku punya literatur seng bener, jangan modal tampang ambek faktor luck ae.

 

SUTRADARA TENGAH MEMPERHATIKAN ARTISNYA MENERIMA HANDPHONE DARI SESEORANG MEMBUATNYA KEMBALI NAIK PITAM. DIA TAMPAK MELIHAT ARTISNYA KELUAR DARI LOKASI SHOTING.

 

Nang endi koen? (JEDA) Jancok koen, aku tanya gak dijawab, artis ngencok koen iku, saiki masalahe, kalau kita tetep bekerja di film ini, akan menjadi masalah sama artis-artis seng koyok ngono. Semua rakyat jelata pengen jadi artis, karena harapannya punya nilai tawar seng besar, bisa jadi simpenan pejabat, akan berbeda ambek pecun di jalanan, beda hargane sama jablay neng Mahakam atau di Gajah Mada, hargane cuma seratus ribuan, paleng banter tellung atos, iki bedane. (JEDA) Tapi di sisi lain kita perlu untuk ngidupin anak sama istri kita, kalau gak kita hidup dengan cara pilihan lain, mungkin kita iso daddi tukang ojek online, taxi online, becak online mungkin, atau pedagang kaki lima, seng penting halal, karena film buat aku absurd, para orang asing sudah semakin menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri, kita seperti budak neng rumahe dewe. (JEDA) Kan goblok iki namane.

 

SUTRADARA SEKETIKA BANGKIT DARI DUDUKNYA, MELETAKKAN SISA-SISA ROKOKNYA DI MEJA MONITOR ATAU LCD. SUTRADRA TAMPAK MENYALAMI PRODUSER YANG BARU SAJA DATANG. SUTRADARA LANGSUNG PROTES KEPADANYA.

 

Piye iki, Sir? Menurutku you ganti artis seng lain ae, aku paham kalau kita pakek dia, you akan untung besar, karena pasar penonton lagi berpihak sama dia. Siapa yang gak kenal Siti Casandra, kalau sampeyan gak ganti nih artis, film kita gak akan selesai, semaunya dewe ae dia, Sir. (JEDA) Opo? Sampeyan  mau ngancam aku? You minta aku seng mundur? I tahu kalau artis iku simpenan you juga, tapi you juga tahu kan dia juga pakaian para mentri. Salah satunya mentri perindustrian, mentri agama, mentri sosial, dia juga simpenan mentri pendidikan dan kebudayaan, you tahu gak? (JEDA) Opo you gak mikir kalau sampeyan bekase mereka seng gila iku?

 

SEKETIKA SUTRADARA MERASA TERTAMPAR WAJAHNYA, KEMUDIAN DIA TAMPAK BALIK MEMUKUL PRODUSERNYA. SUTRADARA JUGA MELIHAT SECARA SPONTAN REAKSI BEBERAPA CREW YANG HENDAK MENOLONG PRODUSERNYA.

 

Opo? Onok seng cari muka? Onok seng membela produser gila iki? Kalau kalian terus membela produser macam iki, selamanya koen kabe akan jadi budake. (JEDA, KE PRODUSER) I tahu you gak akan pernah mecat I, bagaimanapun you tahu kalau film ini akan selesai dan untung di tangan I. You tahu kalau sutradara lain belum tentu nangani artis-artis papan atas koyok Casandra. Kita emang koyok simbiosis mutualisme, tapi ojok you seenaknya dewe ambek aku. (JEDA) You mau kemana, Sir? Kita belum selesai ngomong,  jancok.

 

SUTRADARA MENGAMUK, MELEMPARKAN SEMUA BARANG YANG ADA DI SEKELILINGNYA, MEMATAHKAN SEMUA PROPERTI SEPERTI KURSI, KOTAK-KOTAK KAYU DAN LAIN-LAIN. KEMUDIAN DIA MENANGIS. SUASANA MENJADI HENING, TAK LAMA KEMUDIAN BERSOLILOQUI.

 

Sampek kapan kita kita mengabdi pada kapitalis, sampek kapan kita akan menunggu kedatangan artis papan atas seng iku, seng memeke di pakek wong sedunyo, sementara kita perlu makan, dan kalau film ini gak selesai, sampai kapanpun kita akan menjadi lapar. (JEDA) Kita lihat setiap pekerja film banyak seng nganggur, bukan berarti mereka nggak bagus kerjanya, bukan berarti mereka gak kreatif, tapi karena emang wonge neng negeri ini semuanya edan, cuman mereka seng mau mengabdi sama wong asing, mereka seng bertahan. Termasuk kita iki, tapi nyatane cuma dijadikan sapi perah. Merekalah seng hidup, anjing kurap. (JEDA) Kalau emang iki pilihane, mari kita akan tunggu neng kene. Dan aku perlu dukungane temen-temen kabe.

 

SUTRADARA TAMPAK MENGUSAP AIR MATANYA YANG MULAI MENGERING. DIA TENGAH MENUNGGU SEMBARI MEMBACA SKENARIO DAN BUKU, NAMUN SEMAKIN LAMA, SEMAKIN MENUMPUK GEJOLAK BATINNYA. DIA SEPERTI TERLIHAT SEMAKIN STRES, MUSIK ORKESTRA YANG DIMAINKAN DENGAN CARA ACAPELA (MUSIK MULUT) URBAN SEMAKIN MENGIRINGI PERTUNJUKAN SEBAGAI PERPINADAHAN DARI WAKTU KE WAKTU, BUNYI-BUNYI KENDANG, TEKYAN, SALING MENGIRINGI, ANGKLUNG ATAU SRONEN. SEPERTI BERHARI-HARI MENUNGGU, DIA TETAP SETIA MENUNGGU, DIA TAMPAK SEPERTI BERSAMA-SAMA MENUNGGU KETIDAKPASTIAN DI RUANGAN ITU DENGAN TIM PRODUKSINYA.

SUTRADARA AKHIRNYA TAMPAK MELIHAT ARTIS PAPAN ATAS MUNCUL. SUTRADARA KEMBALI MENJADI CONTOH UNTUK MEMAINKAN PERANNYA. DIA KEMBALI MEMAKAI DRES, MELEPASKAN WIG PENDEKNYA, MAUPUN CAMBANG DAN KUMIS DI WAJAHNYA.

 

ARTIS PAPAN ATAS INI SIBUK MERIAS WAJAHNYA, DAN TAMPAK ADA SEORANG PEMBANTU UMUM MELAYANINYA. ARTIS ITU LANGSUNG MEMBENTAK.

 

Gimana sih elo, gue kan sudah berulang kali ngomong kalau siang gue gak makan gituan, apa itu? Sampah. (SIBUK MAKEUP) Makanya elo sebagai PU, kerja yang bener, perhatiin setiap kali gue bilang, anjing. (TAMPAK SEPERTI PENCATAT SCRIPT MUNCUL, MEMBENTAK KE PENCATAT SCRIPT) Elo lagi, tenang aja, gue pasti hafal skenarionya, gak usah diburu-buru. Gue belum selesai makupnya, masih lama karena gue juga belum makan, baru nanti gue baca setelah selesai makannya. (MEMBANTING SKENARIO) Apa? Gak terima? (KE ASISSTEN SUTRADARA YANG TAMPAK SEKETIKA MUNCUL) Apa elo? Elo juga sebagai astrada, bisanya nungguin, gue udah bilang gak bisa di buru-buru, bilang aja sama sutradaranya, ntar! Sana ngomong! (MASIH SIBUK MAKEUP,  SEOLAH-OLAH PENCATAT SCRIPT MASIH MENUNGGU) Yaudah deh, eh pencatat script, mana skenarionya, elo lagia, seharusnya dari tadi elo kasih ke gue, begitu mau take elo kasih. Tahi elo.

 

ARTIS PAPAN ATAS BERGANTI DRES, LEBIH ANGGUNG DAN MEMIKAT MATA PENONTON, BAHKAN SANGAT TERLIHAT GLAMOUR. DIA MELANGKAH PELAN-PELAN SEMBARI BERAKTIFITAS, MEMAKAI STOCKING LABA-LABANYA MAUPUN SEPATU HAK TINGGINYA.

 

Aku kira tak ada pernah ada yang salah kalau rakyat jelata bermimpi menjadi artis, aku kira tak ada hukum yang melarang setiap artis, yang punya tujuan meniduri para kaum feodal, (JEDA) aku kira tak pernah ada hukum yang melarang setiap artis menjadi pelacur kelas atas, bebas mengundang lelaki manapun sesukanya, mentri , kepala dinas, bahkan presiden sekalipun bebas tidur denganku. Karena ini caraku mencari nafkah, dan halal bagiku, adakah teori yang mengatakan kalau yang aku lakukan salah? Adakah hukum yang melarangku? (JEDA) Hukum yang mana? Agama yang mana? Semuanya hanya omong kosong saja, karena banyak pemikir materialisme, yang mengatakan kita tidak akan pernah hidup dengan dunia harta benda, kita akan mati kalau bermusuhan dengan keduniaan, kita tak akan pernah makmur dengan gaya hidup sosial dan manusia di sekitarnya. Manusia mutlak hidup bersosial, sementara kebutuhan manusia semakin berlomba dengan kemajuan teknologi. (JEDA) Maka syah jika aku mengatakan kalau zina adalah pekerjaan yang halal, zina akan dilegalkan di negeri ini, dan aku akan menajdi perempuan pertama yang mendukungnya. (MELIHAT KEDATANGAN TUAN MENTRI) Marilah tuan mentri, sekarang giliran anda, silahkan anda menikmati tubuhku sepuasnya, karena tubuhku tak akan senikmat tubuh istrimu yang sudah tua renta, malaikatpun akan memberikan kita pahala dan melaporkan kepada Tuhannya, masuklah Tuan!

 

SUTRADARA YANG KINI MENJADI ARTIS TENGAH BERSENGGAMA DENGAN MENTRI KESAYANGANNYA, HINGGA PERSETUBUHAN MEREKA MENCAPAI TITIK PUNCAK. ORGASME YANG SANGAT MENYENANGKAN. LALU MERAIH BOTOL MINUMAN, HINGGA DIRINYA MABUK BERMANDIKAN BIR DI SEKUJUR TUBUHNYA.

 

Tuan mentri yang terhormat, engkau adalah Tuhanku, engkaulah yang memberikan kehidupanku, engkaulah yang menyelesaikan penderitaan keluargaku, di saat segalanya menyiksa kehidupan keluargaku bertahun-tahun lamanya, (JEDA) engkaulah yang telah memberikan istana buat kedua orang tuaku. (JEDA) Kemiskinan sudah menjadi sirna, dan kini aku selalu hidup dengan kaum sosialita, para borjuis, asyik berjudi, pesta pora setiap malam di night club, dan seks bebas adalah kebahagian tebesar dalam hidupku, inilah surga Tuhan sesungguhnya, Tuan. (JEDA) Aku juga sudah mulai terbiasa dengan berderma ke panti-panti sosial, membangun sekolah-sekolah, rumah-rumah ibadah sebanyak-banyaknya berkat tubuh yang kugadaikan setiap saat pada engkau, Tuan. (JEDA) Kau patut kusembah, Tuan. Karena Tuan aku memiliki mobil berlimpah, rumah megah, proyek fiktif untuk rakyat kini kau bagi denganku. (JEDA) Rakyat jelata memang sekumpulan bangkai, Tuan! Mereka selayaknya memang dibunuh, Tuan mentri yang mulia. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih, Tuan. Hati-hati di jalan Tuanku.

 

ARTIS PAPAN ATAS SEKETIKA TERDIAM, DIA MELANGKAH PELAN-PELAN KE ARAH SET KOSTUM DAN MAKEUP. LALU DIA MENENGGAK AIR PUTIH, KEMUDIAN MENYANTAP MAKANAN BEGITU LAHAPNYA. TAK LAMA KEMUDIAN DIA SEPERTI MELIHAT KEMUNCULAN ASISTEN SUTRADARA. ARTIS PAPAN ATAS LANGSUNG MEMBENTAKNYA.

 

Apa? Mau scene apa lagi? Gue mau istirahat sejam dulu, gue mau makan, dan gue empet setiap melihat muka elo. (JEDA) Panggil aja sutradaranya ke sini, bilang suruh ngadep gue langsung. (TAMPAK ASISTEN SUTRADARANYA PERGI) Nah gitu dong...nurut apa kata gue, kalau suruh pergi ya pergi. (ARTIS PAPAN ATAS MENYANTAP MAKANAN LAGI, PRODUSERNYA SEPERTI MUNCUL) Hei sayang.....padahal aku sudah tunggu lo semalam di apartement, (JEDA) ya nih aku juga gak tahan sama kamu sayang, yaudah deh ke toilet aja sih. Gak enak kalau di sini, gak enak sama sutradara kamu, ntar aku dibilang seenaknya aja karena mentang-mentang pacaran sama produsernya.

 

ARTIS PAPAN ATAS BERCIUMAN DENGAN PRODUSERNYA HINGGA MEREKA BERDUA HENDAK BERSENGGAMA. SEKETIKA TERDENGAR GEDORAN PINTU YANG MEMEKIKKAN TELINGA. ARTIS PAPAN ATAS LANGSUNG MEMARAHI SUTRADARANYA.

 

Gak ada takut-takutnya elo ya, ini produser elo, (KE PRODUSER) ya udah sayang, jangan di pakek lagi nih sutradara. Songong. Ya udah ntar lain kali aja sayang, aku male nih diburu-buru take terus. (JEDA) Dah sayang.....aku negrti koko kenapa kamu gak mau banyak ngomong sama orang gila ini.

 

SEKETIKA TAMPAK MUNCUL PEJABAT LAINNYA YANG SELAMA INI MENJADI SIMPANAN ARTIS MEMBUAT SUTRADARA KESAL.

 

Jancok.

SUTRADARA LANGSUNG MELEPASKAN KEMBALI DRESNYA, MEMAKAI WIG SEMAUNYA, DAN MEMASANG CAMBANG MAUPUN KUMIS DI WAJAHNYA SEMBARI MENAHAN KEMARAHAN YANG BESAR. TAMPAK SUTRADARA MEMUKUL BERULANGKALI, RUPANYA PEJABAT ITU BERUSAHA MELAWAN, SEHINGGA SUTRADARA BERGELUT DENGAN PEJABAT YANG BARU SAJA DATANG, TAMPAK DIA KEWALAHAN DALAM BERGELUT, HINGGA AKHIRNYA DIA MENDOMINASI PERTARUNGAN, MEMUKUL SEORANG PEJABAT DENGAN KURSI HINGGA KURSI ITU PATAH DAN BARANG DI SEKELILINGNYA HANCUR BERANTAKAN.

 

Gara-gara koen, pekerjaanku hancur, pekerjaanku belum selesai, dan berapa anak istri yang butuh susu, perlu sayuran, perlu makan daging babi, perlu makan daging manusia, perlu minum wine, karena hingga kini mereka masih belum menerima honor sekalipun, (JEDA) opo koen ngomong? Kau selalu bilang bahwa ini bukan urusanmu, tapi urusanmu adalah menikmati zina yang luar biasa nikmatnya, menikmati vaginanya setiap hari, menikmati zina yang luar biasa nikmatnya, menikmati seks yang dahsyat, menikmati kehalalan dalam zinamu itu dari haram menjadi halal, anjing koen. Apa yang aku contohin dari tadi menjadi sia-sia. Saiki pergi, (JEDA) pergi!!!!

 

SUTRADARA SEPERTI MELIHAT KEPERGIAN PEJABAT DENGAN ARTISNYA, KEMBALI SUTRADARA ITU MENANGIS SEPERTI ANAK KECIL, MERONTA-RONTA SEPERTI MERENGEK-RENGEK MINTA JAJAN PADA ORANG TUANYA, MELONCAT-LONCAT ATAU MENGINJAK-INJAK  DIANTARA KURSI YANG PATAH,  KEMUDIAN DIA MERENUNG.

 

Nampaknya kita harus mengakhiri permainan ini, kita harus menutup bagian akhir dari kisah artis papan atas ini. Kita kudu memotong mereka, kita tak perlu menyelesaikan film ini, biarlah filmnya menjadi tontonan para kaum kafir, biarlah tontonannya jadi semu, karena dia tak akan datang, (JEDA) opo koen ngomong? Dia pasti datang? Dateng cangkemmu, (JEDA) baiklah kita akan menunggu sampai seminggu lagi, baru kita bisa memutuskan kisah ini, sebelum ini kita sebaiknya bermain-main ae, atau aku akan mengcasting orang lain seng onok neng kene.

 

SUTRADARA TAMPAK MENGCASTING SESEORANG, NAMUN MENURUTNYA TAK SESUAI DENGAN HARAPAN, DIA BERIMAJINASI DENGAN SENDIRINYA HINGGA KELELAHAN KARENA TAK ADA ORANG YANG SESUAI DENGAN HARAPANNYA, KEMUDIAN MENGELUARKAN BOTOL MINUMAN DAN MENENGGAKNYA HINGGA MABUK.

 

SUTRADARA TENGAH MENUNGGU, MUSIK ORKESTRA YANG DIMAINKAN DENGAN CARA ACAPELA (MUSIK MULUT) URBAN TERUS MENGIRINGI PERTUNJUKAN, SEPERTI BERHARI-HARI DIA MENUNGGU ARTISNYA DATANG HINGGA AKHIRNYA MUNCUL JUGA, SEKETIKA DIA KAGET BUKAN MAIN. LALU TERTAWA BERBAHAK-BAHAK. SUTRADARA KEMBALI MEMERANKAN ARTIS PAPAN ATAS YANG MENJADI SAKIT, BADANNYA MELEMAH PELAN-EPALAN, DIA PUN SEKETIKA TERSERANG PENYAKIT HIV. DIA PUN BRBICARA DENGAN TERBATA-BATA.

 

Tuhan... tak akan pernah datang membantu....ku karena selalu berbe...da penda....pat dengan...nya. Tuhan selalu.... memusuhiku, aku perca....ya kalau hingga ki...ni, apa yang kulaku...kan adalah kebe...naran, kebenaran... yang paling hakiki, (JEDA) aku tahu bahwa men...jadi artis papan... atas adalah pili...han, aku tahu bahwa pelacur kelas atas ju....ga pilihan, bukan sebuah na...sib, aku dikirim Tuhan untuk meng....hadapi semua ini, untuk mengkhotba...hi kalian. (JEDA) Meskipun aku mera...sakan sakitku seperti ini, HIV telah... menyiksaku, bu...kan berar...ti a...ku ka...lah dan sema...kin dija...dikan permai...nan, tapi itu bu...kan berar...ti sa..lah kebe...naran...ku sela...ma ini, kebena...ranku tetap...lah be...nar sampai kapan...pun.

 

SUTRADARA YANG MEMERANKAN ARTIS PAPAN ATAS PELAN-PELAN SEKARATUL MAUT HINGGA MENINGGAL, SEKETIKA DIA KEMBALI MASUK KEPADA PERANNYA SEBAGAI SUTRADARA.

 

Gitu jancok, kalau akting seng bener, ayo coba sekali lagi. Aku wes males neng kene.

 

SUTRADARA TAMPAK MELIHAT ARTIS PAPAN ATAS MEMERANKAN TOKOHNYA, DIA MEMPERHATIKAN DENGAN SEKSAMA MELALUI MONITOR ATAU LCD. LAMA KELAMAAN DIA SEPERTI MERASAKAN KESENANGAN TERSENDIRI, DIA PELAN-PELAN SENYUM SEPERTI BAHAGIA ATAS PERAN YANG DIMAINKAN OLEH AKTORNYA. SEKETIKA HAL ITU BUYAR SAAT TAMPAK PEJABAT SEBELUMNYA MUNCUL KEMBALI, SUTRADARA BERUSAHA MENAHAN EMOSINYA, DIA TAMPAK MELIHAT KEDUANYA SALING SENYUM DAN BERCIUMAN.

Bagus banget moral koen berdua yo, (JEDA) pejabat ambek pelacure, budak ambek majikane, (JEDA) Opo? Opo koen bilang kalau moral menurut sampeyan iku gak penting? Menurut sampeyan moral iku hanya sebuah aturan kepalsuan, jancok koen!

 

SUTRADARA LANGSUNG TAMPAK MENIKAM ARTIS PAPAN ATAS DAN PEJABATNYA DENGAN CLURIT, HINGGA KEDUANYA MATI. DIA TERTAWA KECIL SEMBARI MENATAP CLURITNYA YANG SUDAH MENELAN KORBAN.

 Pasti koen mau ngomong, kalau aku mati, semua orang akan mengenalku, kalau aku tidak mati, semua orang akan mengenalku. Aku mengenal banyak tulisan para pemikir dunia, aku mengenal William Faulkner, Jhon Steinbeck, aku mengenal Friderich Nietzche, Jean Paul Sartre, Albert Camus, bahkan aku juga mengenal bapak filsafat semacam Soren Kierkiegard. (JEDA) Jancok koen iku, artis papan atas buat aku cuman berupa cara senang-senang bagi kemalangan setiap rakyat jelata, artis papan atas cuman kumpulan orang-orang bodoh, artis papan atas cuman coro kemalangan kaum urban mengatasi dunianya sendiri, hanyalah coro berperang melawan kemiskinannya sendiri.

 

LAMPU MATI, PERTUNJUKAN SELESAI.

 

 

Jakarta, 2016

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun