PADA SAATÂ PASANGAN KEKASIH ITU MAU MENARIK TALI DI LEHER PEREMPUAN II, SEKETIKA LAKI-LAKI I BERSUJUD DAN MEMOHON DENGAN BAHASA ISYARAT PADA PEREMPUAN I AGAR TAK MEMPEDULIKANNYA. PEREMPUAN I TERPANA MELIHATNYA, KEMUDIAN MEMELUKNYA DENGAN ERAT SEMBARI MENANGIS.
Â
PEREMPUAN IIÂ Â Â Â Â Â : (BERTERIAK) Bagaimana?
Â
LAKI-LAKI I SEPERTI MEMOHON AGAR PEREMPUAN I MEMENUHI KEINGINAN KAKAKNYA, PEREMPUAN I BANGKIT DAN MENDEKATI KAKAKNYA.
Â
PEREMPUAN IÂ Â Â Â Â Â Â Â : Baik, aku akan menikah dengan Mat Halim.
PEREMPUAN II      : Baiklah, mulai hari ini dia tidur di kamarku, biar aku yang  tidur denganmu. (PEREMPUAN I MAU MEMBANTAH) Apa? Mau membantah? Mulai hari ini kalian di larang berhubungan lagi. Kalau sampai ketahuan, aku tak segan-segan meminta Mat Halim motong kelaminnya. Kalau kau mau berhubungan dengan laki-laki lain, sebaiknya dengan Tuan Besar, yang selama ini menjadi majikannya Mat Halim.
Â
PEREMPUAN I TERDIAM, SUASANA MENJADI HENING MELIHAT KEKERASAN HATINYA PEREMPUAN II TERHADAP ADIK KANDUNGNYA SENDIRI.
Â