Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bengkah La'an (Mampus Sudah)

15 Oktober 2014   04:45 Diperbarui: 16 Maret 2016   19:25 4256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KE’ LESAP               :           Kau selau memberikanku banyak wejangan, Ibu. Kau selalu memberikan pendidikanku yang baik, kau selalu mengajarkan tentang kebudayaan sopan santun. Dan sekarang aku mau kau mengajarkan aku tentang kejujuran, Ibu.

NYE POCONG         :           Apa yang mau kau ketahui, Nak?

KE’ LESAP               :           Kau sebenarnya sudah tahu apa yang mau kuketahui.

NYE POCONG         :           Kau tak perlu menghiraukan cibiran semua orang tentangmu, kau teruslah berdiri dengan gagah sampai kapanpun, karena itu semua tak akan mengubah sejarah kita.

KE’ LESAP               :           Kau pernah  katakan, siapapun bisa mengubah sejarah itu, asal kita sanggup mengubahnya, dan aku akan berusaha keras mengubah itu semua.

NYE POCONG         :           (MENANGIS) Biarkan semua orang tahu kalau kau hanya anak haram.

KE’ LESAP               :           Tapi aku tak meyakini. Kau perempuan yang mulia, tidak mungkin berprilaku buruk dengan banyak lelaki, sekarang katakan siapa ayahku, Bu?

NYE POCONG         :           Apa yang akan kau lakukan setelah mengetahuinya?

KE’ LESAP               :           Aku akan menghormatinya, layaknya sebagai seorang anak terhadap ayahnya.

NYE POCONG         :           Kalau kau hanya dianggap seekor kecoa yang mengganggunya?

KE’ LESAP               :           Aku akan tetap menghormatinya, seperti yang pernah kau ajarkan kepadaku, balaslah kejahatan setiap manusia dengan sebuah kebaikan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun