Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Parakang

2 Januari 2018   23:58 Diperbarui: 3 Januari 2018   23:00 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lina, apakah engkau Parakang."

"Iya."

Tiba-tiba saja mati lampu, gelap gulita.

//

Istriku Lina, masuk kamar membawa senter. Ia dapati aku masih terus mengetik sambil gunakan lampu HP untuk meneruskan ceritaku. Kisah tentang sebuah desa yang penduduknya Parakang semua.

"Waduh, Parakang itu lagi."

Aku menoleh, Lina berdiri dalam keremangan. Namun mata  seorang suami jelas menangkap kalau pakaiannya sungguh menggoda. Kami memang harus saling menggoda, sebab baru sepekan menikah.

"Lina, apakah engkau Parakang."

"Iya."

Lina semakin mendekat, akupun berdiri menyambutnya. Lalu kami berpelukan dalam malam yang semaki dalam. Menuju pembaringan dan semakin dalam lagi.

Akupun bangun kesiangan dan Lina kulihat sementara duduk sambil memainkan key board. Rupanya ia lanjutkan ceritaku  yang kutinggal semalam karena mati lampu.

Makassar, 2 Januari 2018

Catatan: kesamaan nama dan tempat adalah kebetulan belaka,  semua itu adalah rekaan penulis semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun