Penurunan keanekaragaman hayati ini juga akan mempengaruhi interaksi antara spesies dalam ekosistem. Jika meranti tidak dapat bertahan hidup atau berkembang biak secara efektif, hal ini dapat memengaruhi seluruh rantai makanan dan struktur ekosistem hutan tropis. Misalnya, hewan yang bergantung pada buah-buahan meranti atau pohon-pohon besar sebagai tempat berlindung bisa kehilangan sumber daya tersebut, yang akhirnya mengarah pada penurunan populasi hewan tersebut.
- Risiko Kepunahan
Pada akhirnya, jika perubahan iklim terus berlangsung tanpa ada upaya mitigasi yang efektif, risiko kepunahan bagi spesies meranti bisa sangat nyata. Meskipun meranti memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, ada batasan sejauh mana mereka bisa bertahan dalam kondisi yang semakin ekstrem. Jika suhu terlalu tinggi, atau curah hujan terlalu sedikit, tanaman meranti akan kesulitan untuk bertahan hidup, dan ini dapat menyebabkan penurunan jumlah pohon meranti secara signifikan.
Kepunahan tanaman meranti akan mempengaruhi seluruh ekosistem hutan tropis Sumatera, karena mereka adalah salah satu komponen penting dalam struktur hutan. Kepunahan meranti juga bisa berlanjut pada kepunahan spesies-spesies lain yang bergantung pada pohon ini untuk tempat tinggal dan makanan.
---Kesimpulan---
Meskipun tanaman endemik meranti memiliki sejumlah mekanisme adaptasi terhadap perubahan iklim, termasuk pengembangan akar yang dalam, penyesuaian laju pertumbuhan, dan kemampuan melindungi diri dari stres panas, perubahan iklim yang ekstrem tetap dapat memberikan dampak yang signifikan. Dampak seperti perubahan lingkungan habitat, penurunan keanekaragaman hayati, dan risiko kepunahan menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, upaya konservasi yang melibatkan perlindungan habitat dan mitigasi perubahan iklim sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup meranti dan keanekaragaman hayati hutan tropis Sumatera secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H