Mohon tunggu...
Iffah Elazhari
Iffah Elazhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diagnostik Studi Kasus terhadap Kesulitan Belajar Siswa

25 Oktober 2018   18:59 Diperbarui: 25 Oktober 2018   19:20 3904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah, pasti guru berhadapan dengan sejumlah dari berbagai karakterisktik peserta didik yang beraneka ragam. Dikatakan seperti itu karena peserta didik ada yang dapat menempuh kegiatan dalam proses belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami suatu kesulitan.

Namun di sisi lain ada juga peserta didik yang mengalami berbagai kesulitan dalam proses belajarnya. Hal tersebut sangat wajar karena mengingat mereka juga berasal dari ruang lingkup keluarga dan lingkungan yang berbeda-beda pula.

Berawal dari contoh belajar misalnya, memungkinkan bagi setiap peserta didik pasti juga memiliki tingkatan dan kemampuan belajar yang berbeda-beda pula. Karena Bisa jadi dari cara atau metode belajar masing-masing individu pun tidak sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. 

Maka dengan adanya perbedaan dari segi kemampuan dalam proses belajar ini dapat mengakibatkan tolak ukur antar siswa satu dengan siswa yang lain bahkan biasanya terjadi sebuah kesenjangan yang cukup besar. 

Maksudnya yaitu disatu sisi ada peserta didik yang sangat cerdas dan pintar dan di sisi lain ada peserta didik yang kurang pandai. Bagi peserta didik yang cerdas tentu akan membuat rasa bangga terhadap gurunya, akan tetapi begitu juga sebaliknya peserta didik yang rendah akan prestasi belajarnya baik dari akademik maupun non akademik biasanya menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi kalangan guru dan juga peserta didik itu sendiri. 

Nah, perlu kita ketahui bahwa dalam proses Bimbingan Konseling ini diambil sebuah kasus atau permasalahan mengenai peserta didik yang rendah akan prestasi belajarnya atau siswa yang mengalami kesukaran maupun kesulitan dalam belajar.

Disini saya tidak memakai nama aslinya, sebut saja dion, dia adalah seorang siswa kelas 4 di jenjang sekolah dasar, dion mendapatkan nilai hasil belajar terendah di kelasnya. Bahkan nilai terendah tersebut tidak hanya pada satu mata pelajaran saja akan tetapi nilai rendah tersebut ada di semua mata pelajaran. 

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar dion terlihat sangat sulit sekali menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Tidak hanya itu dion juga sulit jika disuruh fokus dalam mengikuti setiap pelajaran. 

Dion lebih suka bermain dan mengganggu teman-temannya. Bahkan guru pun sudah sering menegurnya tak cukup satu dua kali akan tetapi berkali-kali karena dion mengganggu konsentrasi teman-teman yang lainnya. 

Akan tetapi dion tidak langsung diam dan fokus kembali pada mata pelajaran yang diajarkan gurunya sampai pada jam pelajaran itu selesai. Tidak hanya itu saja dion juga sering tidak mengerjakan PR yang diberikan gurunya.

  • Solusinya

Dari permasalahan yang dialami dion tersebut akan menjadi kecemasan bagi setiap guru maupun pihak orang tuanya sendiri. Untuk itu posisi guru adalah sebagai orang tua kedua dari tiap murid-muridnya selain itu guru juga dianggap mampu atau lebih kompeten dalam memahami  serta mengenal lebih dekat karakteristik yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga sangat disarankan bagi guru untuk melakukan langkah yang harus di ambil, yaitu:

Pertama, guru diminta untuk memanggil dion guna untuk face to face mengenai perihal yang terkait dengan masalahnya ketika dalam mengikuti pelajaran. Kedua, guru mampu berusaha dalam memberi sebuah pengertian bahwa perbuatan yang dilakukan dion itu salah dan dapat merugikan satu sama lain. Ketiga, guru mampu memberikan sebuah motivasi agar dion mau belajar dengan giat. 

Keempat, guru harus menjelaskan secara detail kepada dion perihal pentingnya dalam suatu menuntut ilmu serta belajar dengan giat, baik untuk saat ini maupun untuk masa depan yang akan datang. 

Kelima, guru harus memberikan perhatian lebih terhadap dion dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Maksudnya yaitu saat dikelas kemudian dion belum memahami sepenuhnya tentang materi yang disampaikan oleh guru, maka guru tersebut harus sabar untuk menjelaskan materi itu kembali dengan kata-kata yang lebih mudah untuk dicerna dan dipahami. 

Keenam, kemudian guru menyuruh dion untuk menerangkan kembali apa maksud yang telah disampaikan guru itu. Ketujuh, guru memberikan hadiah sebagai bentuk penyemangat jika nanti prestasi dion lebih meningkat. Kedelapan, guru juga mengajak orang tuanya untuk bekerja sama secara optimal serta terus memantau dion dalam setiap kegiatan apa saja yang dilakukan dion selama dirumah.

  • Analisis

Perlu dipahami bahwa kesulitan belajar itu adalah suatu kondisi maupun situasi yang mana prestasi maupun kompetensi yang dicapai tersebut tidak sesuai dengan penilaian kriteria standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. 

Kondisi yang seperti ini biasanya disebabkan oleh faktor geologis dan juga fisiologis. Sehingga berkenaan pada kelainan dari fungsi otak yang biasa disebut dengan kesulitan dalam belajar secara spesifik, dan juga faktor psikologis mengatakan bahwa yang seperti ini berasal dari kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya dari segi motivasi serta minat belajar siswa.

Sehingga guru harus mengetahui apa saja ciri-ciri seorang murid ketika sedang mengalami situasi dalam kesulitan belajar, yaitu: nilai pelajaran mulai menurun, siswa sulit untuk mengatur setiap kegiatan, kemudian yang sangat ekstrim ketika siswa mudah lupa dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru, bisa juga ketika siswa sering mengalami kehilangan barangnya, misalnya buku, alat tulis, selanjutnya.

Siswa lebih sering dalam perihal melamun, bisa juga siswa melakukan kecerobohan sehingga tidak teliti, kebanyakan siswa kurang mendapatkan motivasi untuk belajar sehingga mudah menyerah begitu saja, sehingga siswa terkadang susah kalau duduk tenang dalam jangka waktu yang cukup lama, ketika kegiatan belajar mengajar ia sering berbicara didalam kelas, oleh karena itu siswa suka mengganggu temannya berupa kejailan maupun iseng terhadap teman sebangkunya atau teman disekitarnya.

Sehingga perlu untuk diketahui dalam mempengaruhi kesulitan belajar mempunyai beberapa faktor, yaitu:

Faktor Intern. Yang dimaksud dalam faktor ini yaitu ada pada setiap perorangan ketika dalam keadaan sedang belajar. Sehingga dalam faktor intern ini, dapat membahas menjadi dua macam faktor, yaitu baik dari faktor fisilogis maupun psikologis.

  • Faktor Fisiologis

kondisi seperti ini pada dasarnya sangat berperan yang berasal dari kemampuan seseorang tersebut, misalnya ketika anak mengalami kekurangan gizi biasanya cepat lelah, mudah dalam mengantuk. 

Ada juga anak yang berada dalam keadaan segar pada jasmaninya pasti akan berbeda cara belajarnya dengan anak yang berada dalam kondisi kelelahan. oleh karena itu dalam kegiatan belajar tersebut mengalami adanya kesulitan perihal menerima pelajaran dengan baik.

  • Faktor Psikologis

Selanjutnya tentang faktor psikologis yang mana faktor ini termasuk faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu seperti  perhatian, bakat, minat, kesiapan serta kematangan.

  • Faktor Ekstern

Faktor ini yang ada pada luar perorangan, yang dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: Pertama, dari lingkup keluarga, misalnya berawal dari cara mendidik, suasana yang terjadi di dalam rumah seperti apa, keadaan ekonomi keluarga bagaimana, bahkan juga pengertian dari pihak orang tua sendiri serta latar belakang dari kebudayaannya. 

Kedua, berasal dari sekolah, dikatakan seperti itu karena didalam sekolah, misalnya meliputi strategi maupun metode mengajarnya bagaimana, kurikulum, hubungan antar guru dan siswa, maupun hubungan siswa dengan siswa lainnya, kedisiplinan sekolah tersebut, alat-alat yang digunakan saat pelajaran, waktu sekolah, dari segi standar pelajaran, bagaimana keadaan gedungnya, metode belajarnya baik apa tidak, serta tugas atau biasa disebut PR. 

Ketiga, dilihat dari lingkup masyarakatnya, yang biasanya meliputi dari kegiatan peserta didik dalam masyarakat sekitar, dalam media massa dan teman pergaulannya harus diperhatikan, serta bentuk dari kehidupan masyarakat tersebut.

Adapun cara untuk menangani siswa perihal kesulitannya dalam belajar yaitu dengan melakukan suatu pengajaran yang berbentuk remedial. Remedial sendiri mempunyai pengertian yaitu suatu upaya bagi guru untuk membentuk situasi kepada peserta didik sebagai acuan untuk menyandang dari proses kegiatan belajar sehingga peserta didik dapat mengoptimalkan kualitas maupun kemampuan dirinya yang sesuai dengan karakteristik siswa yang baik. 

Sehingga remedial tersebut diberikan untuk siswa yang sedang membutuhkan bantuan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa terhadap kesulitan belajar yang sedang dialami.

Sehingga perlu adanya tujuan, strategi maupun metode, alat-alat yang digunakan, serta bentuk dari proses kegiatan evaluasi dalam setiap pengajaran remedial harus ditentukan secara sesuai dengan sifat karakteristik dari penyandang kesulitan belajar tersebut. Untuk itu siswa dapat diatasi melalui metode pengajaran remedial teaching tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun