Rumah Kopi itu kini kembali dibuka
Tepat jam 2 siang tadi aku bergegas meninggalkan kamar
Berada dalam cemas karna pikiran semakin kikir
Segera kulihat dinding Handphone dan ternyata ada satu panggilan masuk tak terjawab
Aku kenal Nomor siapa itu, ya itu adalah nomor adik seperjuanganku
Lelaki yang selama ini menjadi teman dekat ku untuk berbagi pengetahuan dan cerita Luar biasa
sehingga kami selalu hidup Rukun dalam persahabatan, meskipun tidak dalam Gagasan dan pikiran
Jelas, sebab dalam ilmu pengetahuan tidak ada senior maupun junioran.
Sebelum mampir kerumah kopi kami sempatkan waktu untuk melihat-lihat buku di Gramedia
banyak buku baru yang sangat menarik dan menguji adrenalin untuk bersatu dalam bait-bait kata
sayangnya kali ini, kami harus puasa karna tidak ada uang untuk merealisasikan hasrta memiliki buku-buku itu
Selepas itu kami pulang dan mampir di warung kopi tempat biasa kami ngobrol soal politik, ekonomi dan ideologi
kali ini kami lebih banyak sibuk dengan alat elektronik berupa handphone dan leptop di hadapan kami
Aku masih sibuk menyelesaikan beberapa tulisan yang belum kuselesaikan dilaman leptop pacarku, ya memang itulah akuÂ
Kehilangan leptop justrus membuat aku semakin semangat untuk menulis karya-karya baru.
Sementara sahabatku berpacu dengan handphonenyaÂ
kulihat dia begitu serius menikmati peristiwa dari setiap tampilan yang terpampang dilayar handphonenya
Kami duduk dimeja yang sama, saling berhadap-hadapan satu dengan yang lainnya
Sayangnya kali ini, dia tidak lama menikmati handphonenya karna dia lebih memilih menyelesaikan buku bacaan yang suda hampir satu bulan dibacanya, judulnya " HERMENEUTIK " buku yang banyak mengagli soal-soal dalam filsafat. aku kagum padanya karna disaat banyak orang lebih memilih menikmati Game dia malah asik membaca buku.
Kami memesan minuman yang tidak ada Aroma kopinya
karna kopi akhir-akhir ini harganya semakin mahal, ya bagi yang lain tidak tapi, bagi kami berdua ini sangat mahal
Aku memesan MSUSU sedangkan temanku memesan minuman Fantasusu, kali ini kami saling berhadap-hadapan dan tertawa karna tidak seperti biasanya, kalau kewarung kopi kami selalu memesan kopi, tidak dengan hari ini sehingga kejadian ini membuat kami agak berbeda dan lucu.
Kamipun tidak sempat mandi saat janjian untuk pergi ngopi dan berkunjung ketokoh buku, sehingga badan kami bauh dan rambut kami kering tak terurus, aku memakai kaos yang suda dua hari kupakai, sedangkan temanku juga sama denganku, begitu juga dengan celana jeans panjang yang kami pakai hari ini, sungguh sesuatu yang cukup langka bagi kami. berteman lebih dari saudara.
Rambut kami berdua sama-sama kriting alias bergelombang, sayangnya kali ini aku sedang memanjangkan rambut, sementara temanku masih tetap sama potongan dan gaya rambutnya, tidak ada yang berubah dari diri kami berdua. yang berubah hanyalah cara pandang kami, mungkin itu saja.
Tak ada juga rokok, temanku bukan seorang perokok, sedangkan aku adalah seorang perokok yang baru saja berhenti karna setahun yang lalu saya dilarikan kerumah sakit karna rokok dan kopi sehingga saya tak lagi merokok hingga hari ini setelah kejadian yang hampir merenggut nyawa saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H