Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Haruskah Ku Ikhlaskan

21 Agustus 2024   07:03 Diperbarui: 21 Agustus 2024   07:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat malam yang sunyi Aida duduk melamun sendiri tiba-tiba teringat akan sosok Arul, sudah lama Aida tidak berkomunikasi secara intens dengan Arul. Seingat Aida ketika Arul menengok Fajar. Memang Aida waktu itu agak menjaga jarak dengan Arul. Bukan karena Aida benci dengan Arul tapi karena Aida lelah dan sedih dengan keadaan Fajar sepupunya. Sudah lama pula Aida tidak aktif di akun Facebook nya tiba-tiba terbesit keinginan untuk membuka akun Fbnya. Di lihatnya terdapat sayur mayur postingan Arul dan berbagai komentar teman-temannya. Dlm hati Aida " Kok Bang Arul tidak pernah menceritakan tentang budidaya sayurannya". Selidik punya selidik ternyata Aida baru tahu kalau Arul memiliki Green house bersama Indah. Wanita yang pernah jadi MC bersama di panggung dulu dan juga wanita yang pernah dicintai oleh sepupunya Fajar.

Pada saat di halaman sekolah, Aida kebetulan berpapasan dengan Eddy.

" Hai Eddy..."

"Oh...Aida, siap-siap ya jadi pengurus OSIS. Bentar lagi pergantian pengurus"

"Entahlah, semoga saya mampu".ucap Aida dengan nada datar kurang antusias.

"Ya .. harus siap. Arul sudah memasukkan namamu sebagai kandidat"

"Bang Arul..."

"Iya..."

"Tumben, ingat Aida"

"Emangnya ada apa"

"Ngak ada apa-apa, tapi selama ini dia dekat dengan Indah"

"Iya...Deket. mereka ada proyek Green house"

Karena berbincang-bincang di depan sekolah dan di lihat banyak anak-anak akhirnya mereka menyudahinya.

Dalam benak pikiran Aida, kenapa Arul masih memikirkan dirinya sebagai kandidat pengurus harian OSIS. Tapi herannya kenapa dia tidak memberitahuku. Perasaan campur aduk berkecamuk antara komunikasi langsung atau tidak dengan Arul mengenai  Indah dan OSIS.

Mungkin selama ini Aida yang kurang mendekat hingga Arul meninggalkannya atau Arul merasa kecewa dengan sikapku. Saat bertemu Arul, Aida bersikap biasa biasa saja walau hatinya berkecamuk demikian pula Arul karena tidak ada yang harus dibicarakan dengan Aida. Maklumlah Aida dan Arul belum terikat sebagai sepasang kekasih. Letupan hati Aida akhirnya ia curhatkan pada Sriyati teman sekelas Arul dan bendahara OSIS. Keduannya ngobrol-ngobrol saat ketemu di kantin sekolah.

"Eh, Mbak Sri ..bentar lagi udah purna dari OSIS"

"Iya..nih. Aida. Ganti kamu sekarang"

"Iya, kemarin sudah diberitahu Eddy"

"Memang dirimu salahsatu kandidat pengurus harian"

"Ngomong-ngomong Bang Arul tambah sibuk ya.."

"Iya ...Arul lagi sibuk bertani. Merintis cita-citanya jadi Insiyur Pertanian"

"Oo gitu..."

Sriyati menjelaskan panjang lebar tentang cita-cita Arul, Green house dan kerjasamanya Indah. Mendengar penjelasan Sriyati, kini Aida jadi mengerti Arul dan Indah bisa kompak karena harapan dan cita-cita mereka.

"Sungguh hal yang baik dan patut di tiru bersama ya mbak Sri"

"Iyalah...Arul memang sosok yang patut ditiru"

Keduanya bergegas masuk ke kelas karena bel telah berbunyi tanda istirahat selesai.

Tibalah pergantian pengurus OSIS dan Aida masuk sebagai calon ketua OSIS

"Kamu harus siap, Aida"

"Iya...Bang Arul"

Untuk pertama kalinya Arul dan Aida saling bicara dan saling membutuhkan.

Pada saat pemilihan ketua OSIS, Arul bertindak selaku ketua panitia. Harapan Arul kalau Aida kalah dalam pemilihan ketua OSIS maka Aida lah yang menggantikannya sebagai Sekretaris.

Saat pemilu langsung Aida berada diurutan ketiga dari 5 kandidat. Kepengurusan disepakati dalam bentuk formatur yang Arul juga terlibat. Akhirnya memang betul Aida sebagsi sekretaris pengganti Arul.

"Apakah Tidak salah pilih Bang Arul"

"Ah, gak Aida...sudah tepat kalau Abang berikan jabatan ini pada Adiknya"

Mendengar kata-kata Arul, Aida jadi agak kaget kalau Arul menganggap dirinya sebagai adiknya. Kata-kata yang pertama baru ia tahu. Efek pertemanan dengan indah, berakibat cara pandangnya terhadap dirinya sudah beda. Aida tidak lagi di anggap sebagai kasih. Padahal Aida juga menyimpan perasaan dengan Arul. Kalau diingat dulunya Arup sengaja mendekati Aida guna mengharap cintanya.

Sampailah Aida pada sebuah perenungan, mungkin sudah saatnya Aida belajar mengikhlaskan diri. Kalau ada takdir bersama, Aida pasti ketemu dengan Arul. Toh kedekatan Arul dan Indah juga baik sama- sama punya cita-cita Tani. Siapa tahu dengan keikhlasan Aida, cita-cita mulia mereka terwujud. Soal jodoh pasrah di tangan Tuhan. (Syahirul Alem, Pustakawan & Owner El-Tsa Collection)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun