Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah "Si Dungu" Berganti Otak

7 Februari 2024   10:43 Diperbarui: 7 Februari 2024   11:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selesai membaca Devi kembali duduk di bangkunya. Bu Zul akhirnya memanggil Alif dan 2 orang temannya.

"Kalian bertiga,  minggu depan harus sudah bisa membaca. Temenmu tadi sudah bisa membaca dengan lancar, kalian harus malu sudah hamper naik ke kelas 2 tidak bisa membaca. Kalian bisa tidak naik kelas". Dengan nada tinggi, Bu Zul menasehati Alif dan 2 orang temannya.

Mengingat kesehariannya kedua orang tua Alif sibuk berdagang, maklum sebagai pedagang sembako harus tiap hari membuka kiosnya, kalau tidak begitu bisa ditinggal pelangganya. Sehingga Alif harus belajar sendiri. Alif hanya sebatas mengenal huruf tapi tidak bisa membacanya.

Pada suatu Malam, Alif duduk di bawah lampu ruangan tamu. Di bukanya buku Bahasa Indonesia lembar per lembar,  mulanya yang ia lihat adalah gambarnya. Karena  Alif tidak bisa membaca  maka yang ia lihat adalah gambarnya.  Hati dan pikiran Alif terbagi antar Devi dan Bu Zul.

Alif merasa malu karena kalah sama Devi, karena Devi adalah tetangga dan teman sepermainannya,  serta takut di marahi Bu Zul lagi. Ketika membuka halaman yang ia disuruh membaca oleh Bu Zul, Alif teringat betul suara-suara Devi membaca buku Bahasa Indonesia tersebut, rupanya otak Alif merekam suara Devi. Tanpa sadar Alif menirukanya. Akhirnya Alif bisa membaca lancar tanpa harus mengejanya. Padahal Alif sebelumnya tidak bisa membacanya, begitu responsifnya otak Si Alif.

Minggu Depan tibalah pelajaran Bahasa Indonesia, Bu Zul menyuruh tiga orang yang minggu lalu tidak bisa membaca. Di suruhlah 2 Orang teman Alif terlebih dahulu ternyata masih sama tidak bisa membaca, Bu Zul pun masih marah kepada keduanya karena tidak mau belajar.

Dengan nada tinggi di suruhlah Alif maju ke depan, mungkin dikira Alif pun sama tidak bisa membaca.

Alif pun berdiri di depan, kali ini buku Bahasa Indonesia yang ia baca agak berjarak tidak menutupi wajahnya seperti minggu lalu. Di bacanya buku Bahasa Indonesia dengan keras dan lancar.

Mendengar Alif membaca lancar, wajah Bu Zul kelihatan sumringah.

"Bagus, Alif dengan siapa kamu belajar"

"dengan orang tua, bu". Ucap Alif . karena Alif tahu kalau dia mengaku belajar  sendiri pasti Bu Zul tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun