Islamic studies yang dikembangkan oleh para orientalis menghasilkan beberapa pendekattan. Pada abad ke-18 hingga awal abad ke-20, para orientalis menjadikan berbagai disiplin ilmu sebagai pendekattan studi islam. Para orientalis tidak hanya metode studi islam, tetapi juga mempelajari bahasa yang dianggap sebagai bahasa penyebaran agama islam. Mereka juga mempelajari peradaban Asia dan Afrika, terutama yang berkaitan dengan pengaruh agama islam dan sejarah perkembangan agama islam.
hal itu dapat dibuktikkan kemunculan karya karya orientalis yaitu:
*Ecole des Langues Oriental Vicantes di paris tahun 1795
*Description de I'Egypte
*Karya monumentalÂ
*Berisi sistematik yang mempelajari agama islam dari segi sosial,budaya,dan lainnya.
Ada pun juga  tokoh Orientalis yang mengambil porsi dalam mempelajari agama islam,yaitu:
*Armand Pierre Caussin de ParcevalÂ
*Etinne QuatremereÂ
*Leone Caetani
Mereka tidak hanya buku saja yang di buat tetapi mereka juga membuat beberapa jurnal yang berkaitan dengan studi agama islam,yaitu The Journal of Royal Asaitic (1834) dan Zeitschrif fur Deutsche Morgenlandische Gessellscahft (1845) dalam bahasa jerman.
Studi Islam tidak hanya di selenggarakan di negara yang mayoritas beragama islam,tetapi juga dinegara yang penduduk muslimnya minoritas (non muslim). Negara negara non muslim yang menyelanggarakan studi islam diantaranya India,Chicago,Los Angeles,London,dan Kanada.Â
Studi islam juga tidak pernah kering dari peminatnya,Kajian islam juga tumbuh di beberapa universitas di Amerika. Di Amerika,studi islam pada umumnya mengutamakan sejarah studi islam,bahasa islam selain bahasa arab,sastra,dan ilmu ilmu sosial.
Kawasan Timur juga banyak diminati oleh parah sarjana barat karena memiliki daya tarik representasi kawasan geografis yang memiliki ciri khas ke islaman.Mereka turut mengambil bagian dalam pembahasan mengenai ketimuran dan menggambarkan kondisi di Timur untuk memberikan berita kepada masyarakat barat.Â
Menurut Edward W. Said, para orientalis memiliki misi untuk menjelaskan secara objektif mengenai keadaan timur. Beberapa Fakta,diantaranya yaitu :Â
1.Menggambarkan keadaan timur yang memperlihatkan identitas mereka secara utuh dengan sendirinya
2.Menggambarkan keadan timur untuk memberikan informasi mengenai keadaan mereka sebenarnya
3.Menggambarkan keadaan yang dapat menanggapi keadaan sosial,budaya,profesional,masalah politik,dan ekonomi tertentu pada zamannya.
kemudian para orientalis berkembang tidak hanya menyelidiki tetapi mengadakan penelitian terhadap para pemeluk agama islam,sebagai agama mayoritas yang ada di timur melalui bidang Islamic Studies.
Umat islam di negara non muslim ini menghadapi berbagai tantangan. Tantangan  yang di hadapi meliputi islamofobia, stereostip negatif,keterbatasan akses terhadap sumber daya asli,dan perbedaan pendeketan  akademis. Tantangan ini memengaruhi akses kehidupan mereka.
Untuk mengatasi tantangan tersebut studi islam di negara non muslim memerlukan pendekattan yang holistik,fleksibel,dan inklusif.Mengingat beragamnya konteks budaya,agama,dan politik di negara negara tersebut.Berikut adalah beberapa pembahasan mengenai bagaimana mengatasi tantangan tantangan tsrsebut:
1.Mengatasi Islamofobia dan Stereotip Negatif.
Solusi:
*Pendidikan dan Kesadaran Publik: Universitas dan institusi pendidikan dapat menyelenggarakan seminar, diskusi panel, atau lokakarya yang mengundang pakar Muslim untuk membahas kesalahpahaman yang sering muncul terkait Islam.Â
*Kampanye Melalui Media Sosial: Kampanye informasi positif melalui podcast, video pendek, atau artikel ilmiah yang dipublikasikan secara daring dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan perspektif yang lebih seimbang tentang Islam.
2.Menangani Keterbatasan Akses terhadap Sumber Daya Asli.
Solusi:
*Penerjemahan Teks-Teks Penting: Meningkatkan penerjemahan teks-teks klasik Islam ke dalam bahasa lokal dapat membantu memperkaya studi Islam.
*Program Pertukaran Akademis.Â
3.Mengatasi Perbedaan Pendekatan Akademik
Solusi:
*Pendekatan Multidisiplin: Program studi Islam dapat menggabungkan pendekatan teologis dan akademis untuk memberikan pandangan yang lebih seimbang.
*Fasilitasi Dialog Teologis-Akademis: Universitas dapat menyelenggarakan forum dialog yang mempertemukan akademisi Muslim dan non-Muslim, untuk berdiskusi secara terbuka tentang perbedaan pendekatan dan mencari titik temu.
4.Memperkenalkan Keragaman dalam Islam
Solusi:
*Kurikulum Inklusif: Kurikulum studi Islam harus mencerminkan keragaman yang ada dalam Islam,serta tradisi budaya dari berbagai wilayah. Ini dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana Islam dipraktikkan dan dipahami di seluruh dunia.
*Studi Kasus dari Berbagai Negara Muslim: Program studi dapat mencakup analisis kasus dari berbagai negara mayoritas Muslim untuk memperlihatkan keragaman dalam penerapan Islam.Â
5.Mengatasi Tantangan dalam Penelitian tentang Islam
Solusi:Â
*Kerjasama Internasional: Institusi pendidikan di negara non-Muslim dapat bekerja sama dengan universitas dan lembaga riset di negara-negara Muslim untuk memastikan bahwa penelitian tentang Islam didasarkan pada informasi yang akurat.
*Penelitian yang Berfokus pada Isu-Isu Positif: Mengarahkan penelitian untuk lebih menyoroti kontribusi positif Islam dalam sejarah, sains, dan peradaban.
6.Mendorong Dialog Antaragama
Solusi:Â
*Dialog Antaragama: Membantu membangun jembatan pemahaman antara komunitas yang berbeda dan mengurangi prasangka.Â
*Mengintegrasikan Studi Islam dengan Studi Agama Lain:Â
Mengintegrasikan studi Islam ke dalam program studi agama yang lebih luas dapat membantu memperkenalkan Islam dalam konteks yang lebih komparatif.
7.Membangun Jaringan Sarjana Muslim Lokal
Solusi:
*Membangun Jaringan Sarjana Muslim:Ini bisa dilakukan melalui beasiswa,atau pertukaran akademik, yang memungkinkan mahasiswa Muslim untuk belajar lebih lanjut tentang Islam dan kemudian mengajarkan atau meneliti topik tersebut di negara mereka sendiri.
*Kolaborasi dengan Komunitas Muslim Lokal:Universitas juga dapat bekerja sama dengan komunitas Muslim lokal untuk melibatkan mereka dalam kegiatan akademik dan pengajaran.Â
Dengan menerapkan solusi ini, tantangan dalam studi Islam di negara non-Muslim dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif, inklusif, dan seimbang tentang Islam di seluruh dunia.
Sumber:Â
1. Buku Pengantar Studi Islam, Pengarang Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag; H,Badruzzaman M. Yunus, M.A.; Saehudin, S.Th.I. Tahun Terbit 2019. Halaman 105-107
2. https://eprints.uniskabjm.ac.id/10667/1/buku%20pengantar%20studi%20islam.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H