Mohon tunggu...
Yorsi Nuzulia
Yorsi Nuzulia Mohon Tunggu... profesional -

:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bangganya Ikut Acara Paruman Agung Pedanda 2015

30 November 2015   18:30 Diperbarui: 30 November 2015   22:20 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagai password menuju dunia Lord of the Rings, kami akhirnya dipersilahkan masuk.

Tidak bisa dibayangkan jika kami ditolak. 3 kawan saya akan rugi besar karena telah bersusah payah ke pasar Kreneng untuk mendapatkan satu set baju upacara yang Indah!

Pedanda in White!

Pedanda berarti Pendeta bagi umat Hindu. Pedanda haruslah berasal dari Kasta Brahmana. Uniknya, menurut penjabaran Ibu Danik, seorang Pedanda tidak memaksakan keturunannya untuk juga menjadi Pendanda.

“Menjadi Pedanda haruslah karena panggilan hati. Seseorang yang ingin menjadi Pedanda, akan mencari guru (Nabe) dari keluarga lain. Calon Pedanda tidak disarankan untuk memilih guru dari keluarga inti” Ungkap Ibu Danik dengan cepol yang mengharu biru..

Seorang Brahmana yang diangkat menjadi Pedanda akan bernamakan baru. Hal itu diibaratkan ia telah terlahir kembali. Sebagai Tokoh Spiritual, Pedanda haruslah menguasai dan memahami isi Weda, berbagai mantra, dan filsafat agama.

“Calon Pedanda harus mengikuti pendidikan spiritual yang cukup lama baru kemudian di nobatkan di sebuah upacara. Sebelum itu, seorang calon Pedanda terlebih dahulu harus mendapatkan pengakuan dari Parisada Hindu Dharma Pusat atau Dharma Upedesa Pusat, sebelum dapat melakukan pelayanan bagi umatnya” sambung Ibu Danik

What are they talking about?

Pertemuan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok besar yakni Pedanda laki, Pedanda Istri, dan Pengiring Pendanda.

Salah satu Pedande terkenal yang ikut hadir dalam acara tahunan tersebut yaitu Ida Pedanda Gede Made Gunung. Dengan berkain putih dan rambut panjang yang diatur seperti sanggul kecil di pusat kepala (Memprucut) beliau memimpin pertemuan tersebut dengan khidmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun