Pertama, sadari bahwa yang mereka lakukan kepada kita adalah sebuah kesalahan, dan jika mereka menyakiti kita maka barangkali kita pun pernah menyakiti hati orang lain.
Kedua, Lepaskan hak untuk membalas, menahan diri. coba, perhatikan ayat diatas, kita hanya diperbolehkan dan itu hak. membalas perlakuan menyakitkan, dengan perlakuan yang serupa. Namun, ini sangat sulit, apabila jika hati dan perasaan kita ikut sakit. Sebab, barangkali sudah menjadi kecenderungan bahwa kita akan sangat puas jika kita sudah melakukan pembalasan dengan hal yang lebih buruk. dan, itu sesungguhnya tidak menghapus sakit hati. jika demikian, kita akan terjerumus pada kesalah yang sama atau bahkan lebih buruk dari kesalahan orang yang menyakiti hati kita. Maka, agar tak terjerumus pada kesalahan itu, lebih baik menahan diri, tak membalas, untuk kemudian memaafkan.
Ketiga, setelah memahami dan melepaskan hak membalas, dan ini yang paling berat, adalah mencintai orang yang menyakiti hati kita.
jadi, yang ketiga ini memang tak mudah, tapi tak berarti mustahil.
"kebaikan maaf ternyata justru berpulang kepada diri kita, yaitu mengobati rasa sakit hati. Orang yang mudah memaafkan adalah orang yang hidupnya bahagia. sebab, memaafkan tidak lahir kecuali dari hati yang bahagia"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H