Mohon tunggu...
Silla Agustin
Silla Agustin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Penulis/Juara lomba cerpen/SMA Negeri 1 Pandaan

Aku tidak sebaik kamu, pun dengan tulisanku. "Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu." _Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balutan Cinta Rasulullah

27 Januari 2024   06:43 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembari menunggu iqamah, aku bangkit untuk melaksanakan salat sunah empat rakaat sebelum zuhur. Salat sunah rawatib juga merupakan amalan lain yang waktu pelaksanaannya antara azan dan iqamah. Para jamaah mulai berdatangan, iqamah sudah dikumandangkan, barisan shaf diluruskan, dan imam mulai menjadi komando. Salat jamaah sungguh besar pahalanya jika dibandingkan dengan salat munfarid. Semua berjalan khitmad, setelahnya aku melepaskan mukena, melipat dan memasukkannya ke dalam tas. Disaat aku sedang membenarkan hijabku, sesosok perempuan bercadar mengucapkan salam yang membuat aku terkejut bukan main.

"Waalaikumus salam, Ustazah Maryam." 

"Salatnya sudah selesai, Nak? Mari, halaqahnya akan segera dimulai." Aku bangkit dan berjalan beriringan di belakang perempuan dengan gamis hitam. 

Derap langkah terdengar ganjil beradu menyapu jalan. Kini aku dan Ustazah Maryam terhenti di sebuah ruangan tempat pertemuan. Terlihat bahwa rapat halaqah telah dimulai. Aku duduk di kursi putih sebelah Maziyah pastinya.

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. menganjurkan umatnya dan beliau selalu berpesan pada putrinya, Sayyidatina Fatimah r.a agar tidur dalam keadaan suci atau mempunyai wudu, membaca surat-surat pendek, salawat, istigfar, zikir, dan membaca doa."

"Sebagai generasi muda tidak hanya harus cerdas saja, tetapi juga harus beriman. Dalam bentuk apa? Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu' 'alaihi wa sallam, beliau bersabda. Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan, hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim."

"Iman diibaratkan sebagai akar pohon kelapa. Dari akar maka tumbuhlah seribu manfaat. Dengan iman maka tumbuhlah shahabiyah sesetia Thalhah bin Ubaidillah, sahabat Nabi yang memiliki banyak julukan, salah satunya adalah burung elang, serta Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab yang mendapat julukan singa Allah."

"Bagaimana dengan perempuan Ustaz?" Suara Maziyah memangkas ucapan Ustaz Arifin.

"Dengan adanya iman, lahirlah wanita pemberani yang bernama Ummu Umarah yang mendapatkan julukan singa merah, Gazalah Al-Hurairah wanita yang ikut bertempur sebagaimana pejuang Islam lainnya, Laila Al-Ghifariyah juru rawat di saat Perang Uhud, secerdas Aisyah binti Abu Bakar, dan Atikah binti Zaid istri para syuhada dan perempuan penderma yang ahli hadits." Suara pria bersorban itu menyulut semangat. Memang, generasi muda harus memiliki yang namanya iman.

"Ustaz, apakah perempuan boleh ikut perang?" Suara perempuan dengan baju yang mengikuti trend masa kini itu membuat atensiku teralihkan.

"Boleh, bahkan perempuan tidak dilarang untuk ikut maju ke medan perang. Hal itu didasarkan pada penilaian derajat yang sama atas laki-laki dan perempuan dalam ajaran Islam." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun