Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Tertipu

22 April 2017   14:58 Diperbarui: 23 April 2017   00:00 4499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin terpuruk hati Tina ketika ia melihat  foto Romy dan wanita dalam keadaan telanjang, berpelukan liar di atas tempat tidurnya. Foto demikian terang hingga mata Tina bisa menangkap perhiasan di kuping wanita itu, giwang kawin Tina. Benda yang Romy anggap sakral dan tak boleh dipinjam oleh Vera, kini bergantung di telinga seorang wanita tanpa izin Tina.

Begitu rakus dan liarnya Romy, tiba-tiba Romy menjadi orang asing di mata Tina.

Romy yang membenci Frida, Romy yang mengamuk gara-gara under down-nya bermodel Brazilian style, Romy yang benci lingerie, ternyata Romy yang bebas dan liar seks. Aktor sandiwara yang brilian.

Mata Tina perih, air mata itu seperti tercampur air garam dan cuka, pedas melukai wajahnya. Hati Tina terluka. 

Diambilnya kotak perhiasan yang ia simpan di dalam laci. Matanya nanar meraih dua giwang kawin miliknya. Ujung giwang terasa perih menusuk telapak tangan, sebagai isyarat terakhir. Tak ada keramahan di sana, tak ada kesetiaan, yang ada hanyalah kesakitan.

Diketuknya pintu rumah Frida dengan keras, tak sabar Tina.

Ketika pintu rumah terbuka, Frida berdiri menatapnya. Mulutnya terbuka, wajahnya pasi kuning selayak mayat. Terlihat payudara Frida telanjang di balik gaun tipisnya.

‘’Ular berbisa kau Frida!’’ tajam suara Tina.

Mulut Frida kelu, kaku, tak kuasa berkata untuk membela diri. Tina, tetangga yang acap ia beri advis kini siap menghakimi perbuatannya. 

Tina melempar giwang kawin ke arah wajah Frida. 

‘’Ambil, pakai saja sesuka hatimu, agar kau tidak jadi pelacur dan pencuri!’’ maki Tina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun