Kalau baca literatur tentang bagaimana kita mengatur pola makan dan minum sehari-hari hingga mendapat asupan nutrisi yang baik bagi kesehatan, pastinya kita tidak akan lepas dari bacaan lain juga yang mengulas bahwa terlalu banyak mengkonsumsi jenis makanan tertentu bisa menganggu kesehatan manusia.
Tentang makanan favorit Tahu (tofu)
Siapa saja tau, tahu (tofu). Salah satu jenis produk makanan yang terbuat dari bahan dasar soya atau kedelai, di samping produk yang memakai bahan dasar yang sama; tempe, susu dan tepung. Untuk masyarakat kita, Indonesia, maka tahu (tofu) sudah mendapat stempel makanan rakyat dari golongan apa saja, demikian pula di Asia.Â
Siapa saja  suka tahu (tofu). Entah sudah berapa resep olahan tahu (tofu) telah diperkenalkan sebagai salah satu kebudayaan makan tahu (tofu). Dari di rebus, goreng, pepes, bakar sampai di buat bakso, frikadel serta macam-macam variasi resep. Makanan tahu (tofu) tetap bisa masuk dalam daftar menu restoran hotel berbintang lima sekalipun di Indonesia dan Asia. Tahu (tofu) tidak kenal golongan masyarakat, dia bisa di adopsi dengan nyaman sampai golongan konglomerat dan keluarga Presiden sekalipun.
Nah, sekitar sepuluh tahun terakhir ini bermunculan literatur bacaan tentang bagaimana menjaga menu makanan yang sehat jika mau sehat di Eropa, terkait penyelidikan beberapa universitas tentangnya. Sampai akhirnya timbul polemik yang paradoks antara para penyelidik ilimuwan dengan usahawan dibidang olah raga dan penulis buku-buku vegan dan vegetaris.
Isu yang di polemikan itu adalah;
‘’Makan tahu (tofu), tiap hari akan berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Juga minum susu soya, karena mempercepat melemahnya daya ingat.’’
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dr. Daniel PhDÂ dan rekan koleganya menemukan;Â
''That soy does not reliably lower cholesterol, and in fact raises homocysteine levels in many people, which has been found to increase your risk of heart disease, stroke, and birth defects. In fact, according to Dr. Daniel, soy can increase your risk of heart disease.''
Dr. Daniel mengambil gelar PhD nya spesial untuk Ilmu Gizi dan Anti-Aging Terapi dari Union Institute and University di Cincinnati.
Baca referensi begini langsung, glek, telan ludah sendiri, merinding sedap-sedap ngeri. Kok bisa makanan favorit tiba-tiba masuk daftar makanan yang menyimpan sisi gelap untuk kesehatan.
Pada informasi lain tentang kesehatan yang saya baca, diuraikan pula bahwa manusia yang berusia setengah baya, sekitar limapuluh tahunan ke atas dan lanjut usia ternyata riskan mendapat penyakit aneh-aneh kalau terlalu banyak mengkonsumsi makanan dari produk soya atau kedelai seperti tahu (tofu) ini. Salah satu penyakit yang paling tidak disukai adalah Alzheimer atau demensia.
Meskipun Alzheimer (penyakit lupa) itu lebih ke arah faktor keturunan, namun dapat juga menimpa pada mereka yang tidak ada faktor keturunan. Jadi makanan termasuk  juga salah satu faktor mempercepat lemahnya daya ingat, atau dimensia.Â
Makan tahu (tofu) setiap hari sangat tidak baik bagi perkembangan hormon kaum pria, oleh karena zat yang dikandung dalam soya ketika proses fermentasi menjadi tahu (tofu) hanya baik bagi stabilitas hormon wanita, tetapi tidak untuk pria. Jadi, kesimpulannya kaum pria yang tiap hari makan terlalu banyak tahu (tofu) bisa mengalami gangguan perkembangan hormon ke arah hormon ke wanitaan. Astaga, bisa kena protes kaum lelaki seantero Asia nih.
Gimana dengan Tempe!
Justru tempe, dari produk bahan dasar sejenis yaitu kedelai ternyata sangat bagus untuk kesehatan. Hal ini disebabkan karena ketika proses fermentasi kedelai menjadi tempe memakai dosis yang sangat tinggi dari ‘’ asam folat.’’
Sayangnya mereka tidak singgung bagaimana dengan makanan kesukaan saya yaitu ‘’oncom.’’ Yang sering saya konsumsi baik dalam bentuk combro, keripik oncom pedas, saus untuk kerupuk kerinting dan opak. Saya pikir, mungkin belum akrab nama oncom untuk menjadi bahan penyelidikan, oleh karena lidah orang di Eropa kini baru mulai akrab dengan menu tahu (tofu) dan tempe baik di restoran atau supermarket. Meskipun proses fermentasi oncom sama dengan tempe hanya saja oncom memakai bahan dasar kacang.Â
Saya yang asal negara Indonesia mengolah tahu (tofu) dan tempe itu biasa-biasa saja sebagai makanan sehari-hari kalau lagi kebetulan tidak makan ikan atau daging. Akan tetapi bagi masyarakat Eropa yang memperhatikan berat badan, kesehatan dan sedang menjalankan program diet, maka mereka khusus belanja tahu (tofu) dan tempe dari supermarket untuk tujuan yang istimewa. Melihat bagaimana mereka menikmati makanan ini juga sangat enjoy. Jangan pada diri saya, begitu sendok mampir di mulut, … hap, hap …piring langsung jadi bersih.Â
Apa saja yang berkelebihan, tidak sehat
Bukannya menakut-nakuti dengan informasi begini, tetapi marilah kita tidak terlalu keras menilai bahwa makan tahu (tofu), tempe dan oncom akan menggiring kita ke rumah sakit atau dokter spesialis.
Sebab, apa saja termasuk minum susu pun, baik itu dari soya atau dari hewan (sapi, kambing, boleh juga tambahin onta) kalau kita lakukan monoton dalam arti pola konsumsi yang sama setiap hari, dapat mencelakakan kesehatan kita. Oleh karena kita tidak mendapat asupan nutrisi vitamin lain yang justru sangat diperlukan oleh tubuh.
Seminggu sekali makan produk kedelai seperti tahu (tofu), tempe dan oncom tentunya akan lebih baik untuk kesehatan daripada sehari satu kilo sate atau menikmati sedap-sedap daging pagang ala barbecue yang elite.Â
Untuk saya sendiri, sebagai pedoman diri menelan informasi referensi bacaan tentang kesehatan adalah; tetap menempatkannya pada porsi yang seimbang sebagai tambahan informasi. Dengan kesadaran bahwa banyak penelitian di era modern ini dilakukan atas pesanan industri. Sama halnya dengan industri obat-obatan dimana manusia lebih menggantungkan kepercayaan kesehatannya pada butir-butir pil daripada mau jujur melihat kembali pola makanannya sendiri.Â
Mengatur variasi pola makanan yang baik setiap hari justru sangat penting. Dan kunci sukses adalah, kemauan untuk mengolah makanan sendiri daripada menyerahkannya pada koki restoran yang acap untuk menarik minat pembeli  banyak menaburkan garam, gula, vitsin dan lain-lain bubuk penikmat rasa dalam takaran yang sangat overdosis. Makanya tak mengherankan kalau baca berita si anu celeb yang masih muda perkasa, masih cantik tiba-tiba saja mati dalam usia muda.Â
Jadi, biar katanya baca hal-hal yang menakutkan nyali, saya tetap menjadwalkan makan tahu (tofu) dan tempe seminggu sekali dalam takaran yang normal. Informasi yang menakutkan itu dapat saya lawan dengan kesadaran mengatur pola makan dan minum yang sehat. Senang bisa berbagi informasi. (da210317nl)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H