Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sentimen Tahu (Tofu)

21 Maret 2017   14:38 Diperbarui: 22 Maret 2017   05:00 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahu (tofu)/foto DellaAnna

Pada informasi lain tentang kesehatan yang saya baca, diuraikan pula bahwa manusia yang berusia setengah baya, sekitar limapuluh tahunan ke atas dan lanjut usia ternyata riskan mendapat penyakit aneh-aneh kalau terlalu banyak mengkonsumsi makanan dari produk soya atau kedelai seperti tahu (tofu) ini. Salah satu penyakit yang paling tidak disukai adalah Alzheimer atau demensia.

Meskipun Alzheimer (penyakit lupa) itu lebih ke arah faktor keturunan, namun dapat juga menimpa pada mereka yang tidak ada faktor keturunan. Jadi makanan termasuk  juga salah satu faktor mempercepat lemahnya daya ingat, atau dimensia. 

Makan tahu (tofu) setiap hari sangat tidak baik bagi perkembangan hormon kaum pria, oleh karena zat yang dikandung dalam soya ketika proses fermentasi menjadi tahu (tofu) hanya baik bagi stabilitas hormon wanita, tetapi tidak untuk pria. Jadi, kesimpulannya kaum pria yang tiap hari makan terlalu banyak tahu (tofu) bisa mengalami gangguan perkembangan hormon ke arah hormon ke wanitaan. Astaga, bisa kena protes kaum lelaki seantero Asia nih.

Gimana dengan Tempe!

Justru tempe, dari produk bahan dasar sejenis yaitu kedelai ternyata sangat bagus untuk kesehatan. Hal ini disebabkan karena ketika proses fermentasi kedelai menjadi tempe memakai dosis yang sangat tinggi dari ‘’ asam folat.’’

Sayangnya mereka tidak singgung bagaimana dengan makanan kesukaan saya yaitu ‘’oncom.’’ Yang sering saya konsumsi baik dalam bentuk combro, keripik oncom pedas, saus untuk kerupuk kerinting dan opak. Saya pikir, mungkin belum akrab nama oncom untuk menjadi bahan penyelidikan, oleh karena lidah orang di Eropa kini baru mulai akrab dengan menu tahu (tofu) dan tempe baik di restoran atau supermarket. Meskipun proses fermentasi oncom sama dengan tempe hanya saja oncom memakai bahan dasar kacang. 

Saya yang asal negara Indonesia mengolah tahu (tofu) dan tempe itu biasa-biasa saja sebagai makanan sehari-hari kalau lagi kebetulan tidak makan ikan atau daging. Akan tetapi bagi masyarakat Eropa yang memperhatikan berat badan, kesehatan dan sedang menjalankan program diet, maka mereka khusus belanja tahu (tofu) dan tempe dari supermarket untuk tujuan yang istimewa. Melihat bagaimana mereka menikmati makanan ini juga sangat enjoy. Jangan pada diri saya, begitu sendok mampir di mulut, … hap, hap …piring langsung jadi bersih. 

Apa saja yang berkelebihan, tidak sehat

Bukannya menakut-nakuti dengan informasi begini, tetapi marilah kita tidak terlalu keras menilai bahwa makan tahu (tofu), tempe dan oncom akan menggiring kita ke rumah sakit atau dokter spesialis.

Sebab, apa saja termasuk minum susu pun, baik itu dari soya atau dari hewan (sapi, kambing, boleh juga tambahin onta) kalau kita lakukan monoton dalam arti pola konsumsi yang sama setiap hari, dapat mencelakakan kesehatan kita. Oleh karena kita tidak mendapat asupan nutrisi vitamin lain yang justru sangat diperlukan oleh tubuh.

Seminggu sekali makan produk kedelai seperti tahu (tofu), tempe dan oncom tentunya akan lebih baik untuk kesehatan daripada sehari satu kilo sate atau menikmati sedap-sedap daging pagang ala barbecue yang elite. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun