Andi angguk mengiyakan.
‘’Mereka gak akan pernah terbang arah selatan lagi’’ sahut Andi. ‘’Transit tetapnya di sini.’’
Terlihat potongan roti yang mereka lempar disambar oleh angsa jantan, namun tak ditelannya karena menunggu angsa betina mengambil dari paruhnya. Perlahan dan penuh kasih sayang disuapnya betina kaki satu.Â
‘’O … wat lief (O... so cute)’’ bisik Cylia.
‘’Lagian, cinta bukan melulu kaki satu tau. Cinta tuh ada di sini’’ Andi menepuk dadanya sendiri.Â
--
Pertemuan dengan bruder Andi dan angsa kaki satu, menggelitik perasaan Cylia. Waktu mengantar mereka berdua menjadi pengunjung setia pasangan angsa dan bebek liar. Dan waktulah akhirnya mempertemukan mereka dalam kehidupan yang nyata.Â
Mampir di pasar, di tengah kota, Andi sibuk memilih bunga Carnation kesukaan Cylia. Tak lupa selipan kartu kecil dan tiga helai pita hias melilit.
''Beauty is not in the face, beauty is light in the heart’’
Begitu tulis tangan Andi, menyomot quotes dari Khalil Gibran. Tak lupa sisipkan, ‘’hou van jou, miljoen keer. Andi’’
Masuk pintu rumah, aroma ayam goreng dan serundeng kesukaannya menerpa hidung.Â