Suhu musim dingin yang sangat ekstrim derajat kebekuannya adalah temperatur yang sangat diharapkan oleh banyak pencinta seluncur es (Ice skating) di Belanda.
Tua muda, terkenal atau tidak, atlit atau bukan, semua menyukai aktifitas yang satu ini yaitu berseluncur di atas es. Dalam bahasa Belanda disebut schaatsen (Ice skating). Pada musim panas aktifitas ini dapat dilakukan dalam ruangan khusus. Namun yang paling dicari dan yang paling disenangi adalah berseluncur di udara terbuka pada lokasi air sungai yang membeku. Sambil menikmati pemandangan alam dan menambah pengalaman bagaimana menaklukkan liarnya es alam.Â
Oleh karena berseluncur di atas es dalam ruangan dengan es yang alami di alam terbuka yang umumnya berasal dari air danau atau sungai bedanya sangat jauh sekali. Es alami lebih kasar dan lebih menyimpan profil kualitas es yang unik dan misterius, dan untuk dapat menaklukkannya memerlukan teknik seluncur yang memadai.
Dan pihak swasta yang menyediakan rekreasi seluncur es biasanya banyak dipesan oleh sekolah-sekolah. Seperti foto di atas yang saya jepret ketika anak-anak sekolah dasar menghabiskan 2 jam waktu olah raga untuk berseluncur. Dimulai dengan merayap, memegang kursi atau dolfin, anak-anak ini belajar agar berhasil mengkoordinasikan kaki mereka untuk berseluncur. Olah raga yang menyenangkan.
Pada umumnya masuk bulan Januari setiap tahun di Belanda berlangsung pertandingan seluncur es di Thialf, Heerenveen. Baik untuk acara nasional ataupun internasional. Dan baru-baru ini atlit Belanda; Sven Kramer, Irene Wurst dan Kai Verbij, 3 atlit Belanda yang meraih medali emas untuk European Championship Ice Skating 2017.Â
Tetapi sayang, ketika hampir sampai di tempat, di tengah perjalanan saya mendengar lagi berita baru bahwa even maraton seluncur es ditangguhkan. Penyebabnya, karena ketebalan es yang diharapkan tidak tercapai. Dan pihak organisasi tidak mendapat ijin dari instansi terkait oleh karena ketebalan es alami di atas sungai hanya terhenti sampai 8cm. Sedangkan menurut ketentuan harus mencapai 12cm. Ketebalan es ini sangat penting terkait segi keamanan peserta yang akan berseluncur di atasnya.Â
Padahal temperatur demikian ekstrim sangat dingin selama hampir 2 minggu terakhir ini. Dan untuk mencapai kualitas ketebalan es yang baik maka suhu harus teratur di bawah sekitar  -5 sampai -10 derajat  (min 5 atau min 10) kalau malam dan kalau siang hari sekitar 0 dan di bawah 0 derajat. Juga pakar es akan mengukur kecepatan angin dan suhu angin. Sebab faktor ini juga memegang peranan yang penting. Di Belanda setiap organisasi yang mengelola even seluncur es yang dilakukan pada sungai dan danau di alam terbuka selalu dipantau dengan ketat.
Meski maraton seluncur es tidak jadi, saya masih beruntung untuk menjepret beberapa foto sebagai kenangan-kenangan perjalanan. Dari nomor kendaraan yang saya lihat maka pengunjung ternyata juga berdatangan dari negara tetangga seperti Jerman dan Belgia. Termos kopi, teh dan susu coklat panas serta erwten soep (sup yang terbuat dari kacang polong hijau) , serta cemilan ringan, melengkapi pemandangan dan terlihat para pengunjung menikmati pemandangan alam sungai Zwart Water yang beku dengan suka ria.
Anak-anak yang sedang berseluncur tidak boleh mengganggu hewan tersebut, oleh karena undang-undang perlindungan hewan melarangnya. Jadi, ya silahkan main seluncur es dan jangan ganggu mereka.Â
‘’ Whaaaa …laper ‘’ (teriak adiknya). ’’Lho, tadi mau ke sini,sekarang ngeyel..ayo bangun!’’ sapa kakaknya.Â
Sebagai kenang-kenangan sebelum pulang sekali lagi saya melayani permintaan tiga orang anak lelaki.
“ Mevrouw (ibu), foto-in kita dong!’’ teriak mereka sambil cekikikan. ‘’Oke, cheeeeees’’, jepret. Nah, tertawa mereka karena kesenangan. Mengira saya wartawan foto dari koran telegraaf barangkali. Ha … ha …
Kisah perjalanan musim dingin tahun 2017 arah provinsi Limburg yang saya dokumentasikan lewat kisah foto dan cerita pendek perjalanan. Saya saksikan sendiri, saya bidik sendiri dan saya jepret sendiri peristiwanya sebagai hasil karya kisah perjalanan pemandangan alam di Belanda. Salam sampai jumpa pada kisah perjalanan selanjutnya dari negeri dingin kincir angin - Belanda. Senang bisa berbagi kisah.(da260117nl)
--
Thanks admin selamat bertugas ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H