Mohon tunggu...
Ayi Candra
Ayi Candra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiwa Tingkat Akhir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Waspada Bahan Tambahan Pangan (BTP) Berbahaya untuk Makanan

14 Desember 2022   23:14 Diperbarui: 14 Desember 2022   23:26 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bahan Tambah Pangan atau yang dikenal dengan BTP adalah suatu bahan yang dicampurkan ke dalam suatu produk pangan untuk meningkatkan kualitas mutu agar selalu terjaga dan diterima oleh konsumen. 

Menurut Peraturan Badan POM No. 11 Tahun 2019, Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk Bahan Tambahan Pangan, Bahan Baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 

BTP sering kali ditemukan pada produk olahan pangan sehingga penting untuk masyarakat mengetahui apakah penambahan BTP yang digunakan dalam produk pangan adalah BTP yang aman ditambahkan, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, sesuai dosis penggunaan, serta dampak yang diberikan pada kesehatan ketika BTP tidak ditambahkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penggunaan BTP sudah menjadi kebutuhan utamanya bagi para pelaku usaha agar harapan dan keinginan konsumen terpenuhi mengenai kualitas dan karakteristik dari suatu produk pangan. 

Melihat hal ini, banyak pelaku usaha menggunakan berbagai cara dalam memenuhi permintaan tersebut salah satunya dengan menggunakan BTP berbahaya untuk produk pangan seperti pewarna tekstil, boraks, dan formalin. Metanil Yellow, Auramin, dan Rhodamin B merupakan jenis pewarna tekstil yang sering digunakan dalam bahan tambahan pangan. 

Ketiga perwarna ini telah terbukti berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker dan berakibat fatal untuk konsumen. Beberapa ciri produk pangan yang menggunakan ketiga pewarna ini yaitu jika terkena cahaya langsung akan bercahaya (mengkilat), memiliki warna mencolok, dan distribusi yang tidak merata. Berikut merupakan penjelasan lanjut mengenai ketiga pewarna tersebut : 

1. Metanil yellow 

Ditemukan pada produk pangan seperti tahu kuning, agar-agar, dan manisan mangga. Efek bahaya bagi tubuh antara lain diare, muntah, mual, hipotensi, gangguan pencernaan dan hati serta gangguan pernapasan jika terhirup. Adapun ciri dari makanan yang menggunakan jenis pewarna ini, yaitu terdapat titik wrna serta warna kuning yang sangat mencolok dan berpendar. 

2. Rhodamin B 

Ditemukan pada produk pangan seperti kerupuk, manisan, kembang gula, makanan ringan, terasi, minuman ringan, cendol, saos, dan sirup. Ciri dari makanan yang diberi rhodamin B, yaitu warna merah yang mencolok terang dan rasa agak pahit. Efek bahaya bagi tubuh antara lain gangguan fungsi hati hingga berujung pada kanker hati. 

3. Auramin 

Ditemukan pada produk makanan seperti mie dan kerupuk. Ciri dari makanan yang mengandung auramin yaitu ditandai dengan warna kuning yang mencolok seperti metanil yellow. Auramin dapat merusak ginjal dan liver jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. 

Selanjutnya yaitu formalin. Formalin adalah sebuah cairan/larutan yang sering digunakan sebagai pengawet mayat, desinfektan/antiseptic serta digunakan juga dalam pengeras, antibusa, karpet, kertas, sutra, dan industri plastik. Saat ini, penggunaan formalin sebagai BTP oleh pelaku usaha sering digunakan sebagai pengawet pada pangan seperti bakso, mie, ikan, dan tahu. 

Pada dosis yang cukup tinggi, penggunaan formalin dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan seperti pada sistem pernapasan (nyeri dada, batuk-batuk), sistem saraf (kejang-kejang), sistem pencernaan (muntah, diare, kerusakan hati, ginjal), dan kanker. Pengonsumsian formalin juga dapat mengakibatkan kematian ketika dosis yang dikonsumsi lebih dari 30 ml. Ciri makanan yang mengandung formalin yaitu memiliki tekstur keras, tidak mudah hancur, kenyal, tidak mudah busuk, dan memiliki bau yang menyengat. 

Kemudian, boraks dan asam borat. Umumnya masyarakat menggunakan boraks sebagai detergen dan antiseptik lemah. Namun, penggunaan boraks sebagai BTP oleh pelaku usaha sering ditemukan dengan tujuan untuk memperbaiki warna, tekstur dan rasa seperti pada bakso, kerupuk, mie, lontong, hingga makanan ringan. 

Diantara ciri makanan yang mengandung boraks yaitu tekstur dan bentuk yang kenyal, tidak mudah hancur, dan sangat renyah. Efek berbahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan akibat pengonsumsian boraks meliputi gangguan saraf pusat, gangguan ginjal serta hati dengan gejala yang ditemukan yaitu muntah, pusing, kram perut, dan diare. Selain itu, apabila boraks dikonsumsi oleh anak kecil pada dosis 5 gram dan dosis 10-20 gram pada orang dewasa, boraks dapat menyebabkan kematian. 

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan terdapat beberapa bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan yaitu metanil yellow, rhodamin b auramin, formalin dan asam borat/boraks. Makanan-Makanan yang tercemar oleh bahan-bahan tambahan pangan tersebut memiliki beberapa ciri khusus pada sediaannya seperti warna yang mencolok, tekstur yang keras dan tidak mudah hancur dan memiliki bau yang menyengat. 

Jika bahan-bahan tambahan pangan yang berbahaya tersebut dikonsumsi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, akan mengakibatkan beberapa efek buruk pada kesehatan seperti gangguan pencernaan seperti muntah, diare dan mual, gangguan pada fungsi hati dan bahkan hingga kematian. 

Selain yang telah dijelaskan, masih banyak lagi bahan tambahan pangan yang berbahaya seperti yang telah dijelaskan berdasarkan Permenkes RI No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan seperti kalium bromat, asam salisilat dan senyawanya, dulsin, nitrofurazon dan masih banyak lagi. 

Semua jenis bahan tersebut dipilih bukan tanpa alasan melainkan terdapat keuntungan seperti lebih ekonomis, praktis, dan mudah diperoleh di pasaran. Pelaku usaha yang menggunakan bahan tersebut hanya memikirkan keuntungan pribadi semata tanpa memikirkan efek bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan para konsumennya. 

Padahal masih banyak bahan-bahan tambahan pangan yang dikategorikan aman menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 33 tahun 2012 yang mengklasifikasi BTP menjadi 27 golongan sesuai dengan penjelasan berikut ini :

  1. Antibuih

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk pencegahan terbentuknya buih. Beberapa contoh dari antibuih adalah kalsium alginat, monogliserida dan digliserida.

  1. Antikempal

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk mencegah mengempalnya produk pangan. Beberapa contoh diantaranya adalah kalsium karbonat, trikalsium fosfat, selulosa mikrokristalin. 

  1. Antioksidan

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk pencegahan atau penghambatan terjadinya oksidasi pada pangan. Beberapa contoh diantaranya adalah asam askorbat (vitamin C), natrium askorbat, kalsium askorbat, kalium askorbat.

  1. Bahan pengkarbonasi 

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk pembentukan karbonasi di dalam pangan. Contoh dari BTP ini adalah karbon dioksida.

  1. Garam pengemulsi

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk menyatukan atau menghomogenkan protein dalam keju yang dapat mencegah pemisahan lemak. Beberapa contoh diantaranya adalah dinatrium fosfat, trikalium fosfat, dikalsium fosfat.

  1. Gas untuk kemasan 

Merupakan suatu BTP berupa gas yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan ketika sebelum ataupun setelah kemasan diisi dengan pangan, dimana hal ini dapat mempertahankan mutu dari pangan dan melindungi pangan dari kerusakan. Gas tersebut adalah karbon dioksida dan nitrogen.

  1. Humektan 

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk mempertahankan konsistensi kelembapan pangan. Beberapa contoh diantaranya adalah natrium laktat, kalium laktat, gliserol.

  1. Pelapis

Merupakan suatu BTP yang memiliki fungsi melapisi permukaan pangan sehingga memberi efek perlindungan dan/atau penampakan mengkilap. Beberapa contoh diantaranya adalah malam, lilin kandelila, lilin karnauba. 

  1. Pemanis, termasuk pemanis alami dan buatan

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk memberikan rasa manis pada pangan. Beberapa contoh diantaranya yaitu sorbitol, manitol, aspartam, sakarin. 

  1. Pembawa

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan BTP lain atau zat gizi di dalam pangan yang dilakukan dengan melarutkan, mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik BTP lain atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek teknologi pada pangan, seperti sukrosa asetat isobutirat, trietil sitrat, propilen glikol, dan polietilen glikol. 

  1. Pembentuk gel

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk membentuk gel. Beberapa contoh diantaranya adalah asal alginat, natrium alginat, kalium alginat, kalsium alginat.

  1. Pembuih

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk pembentukan atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan berbentuk cair atau padat. Beberapa diantaranya adalah, gom xanthan, selulosa mikrokristalin, dan etil metil selulosa.

  1. Pengatur keasaman

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk mengatur suatu keasaman pangan baik membuat pangan menjadi asam, menetralkan dan/atau mempertahankan tingkat keasamannya. Beberapa contoh diantaranya adalah kalisum karbonat, asam asetat, natrium asetat.

  1. Pengawet

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk pencegahan atau penghambatan fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Beberapa pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat, asam benzoat, asam sorbat, dan beberapa pengawet lainnya.

  1. Pengembang

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan volume adonan. Beberapa contoh diantaranya adalah natrium karbonat, dekstrin, pati asetat.

  1. Pengemulsi

Merupakan suatu BTP yang membantu terbentuknya campuran yang terdispersi sempurba dari dua atau lebih fase yang tidak tercampur seperti minyak dan air. Beberapa contoh pengemulsi adalah kalsium karbonat, lesitin, agar - agar, karagen.

  1. Pengental

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk meningkatkan kekentalan pangan. Beberapa contoh diantaranya adalah kalsium asetat, natrium laktat, kalsium laktat.

  1. Pengeras

Merupakan suatu BTP yang dapat membuat suatu produk pangan menjadi keras. Beberapa contoh dari pengeras adalah kalsium laktat, trikalsium sitrat, kalium klorida. 

  1. Penguat rasa 

Merupakan suatu BTP yang dapat memperkuat atau memodifikasi rasa ataupun aroma  yang telah ada dalam bahan pangan tanpa mengubah rasa araupun aroma sebelumnya. Beberapa contoh diantaranya adalah asam L-glutamat, asam guanilat dan garamnya, asam inosinat dan garamnya.

  1. Peningkat volume

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk meningkatkan volume pangan. Beberapa contoh diantaranya adalah natrium laktat, asam alginat, agar - agar, karagen, gom arab.

  1. Penstabil

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk memberikan efek stabil terhadap suatu sistem yang homogen pada pangan, seperti lesitin, kalsium karbonat, kalsium asetat, asam fumarat.

  1. Peretensi warna

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk dapat mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat intensitas warna pangan tanpa menimbulkan warna baru, seperti magnesium karbonat dan magnesium hidroksida. 

  1. Perisa  

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk memberi rasa dengan pengecualian rasa asin, manis dan asam, yang dimana perisi terbagi menjadi tiga kelompok yakni perisa alami, perisa identik alami, dan perisa artifisial. Beberapa contoh dari perisa yakni bubuk bawang, bubuk cabe, orange oil, ekstrak teh.

  1. Perlakuan tepung

Merupakan suatu BTP yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna, mutu adonan dan atau pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan, pemucat dan pematang tepung. Beberapa contoh diantaranya adalah kalsium sulfat, kalsium oksida, amonium klorida, papain, bromelain.

  1. Pewarna 

Merupakan suatu BTP yang ditujukan untuk memberi atau memperbaiki warna pada pangan. Pewarna terbagi menjadi pewarna alami seperti kurkumin, riboflavin, karmin dan yang lainnya, serta pewarna sintetis seperti tartrazin CI. No. 19140,  kuning FCF Cl  No. 15985, coklat HT Cl No. 20285.

  1. Propelan

Merupakan suatu BTP berupa gas yang ditujukan untuk membantu pangan keluar dari kemasan. Beberapa contonya yakni nitrogen, dinitrogen mooksida, dan propana. 

  1. Sekuestran.

Merupakan suatu BTP dengan fungsi dapat mengikat ion logam polivalen untuk membentuk kompleks yang dapat meningkatkan stabilitas dan kualitas pangan. Contoh dari sekuestran ini berupa kalium glukonat, natrium glukonal. Isopropil sitrat, dan kalsium dinatrium etilen diamin tetra sesat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun