Saat tes dimulai aku kesulitan mengerjakan soal dan menyesal karena memilih lintas jurusan, aku kerjakan semampuku, aku berpikir bahwa meskipun tes ini gagal aku masih punya PTKIN yang menerimaku. Tidak disangka saat pengumuman SBMPTN aku malah lolos di Perguruan Tingg dan prodi impianku.
Namun, karena finansial keluarga sedang tidak stabil dan tidak mampu membayar ukt yang tinggi, dengan berat hati aku memilih PTKIN jalur SPAN. Jujur saja, sulit untuk melepas impianku, aku harus kehilangannya hanya karena uang. Derai air mata terus mengalir, hampir berhari-hari. Pikiran yang kalut, masih tertuju pada imipianku, berkali-kali aku meminta Tuhan mengambilku. "Tuhan aku ingin pulang", sebegitu tidak sanggupnya diriku menerima kenyataan.
Perlahan aku di yakinkan oleh orang sekitarku bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Aku memaksakan diri untuk masuk di PTKIN tersebut. Ikhlas, hanya itu yang bisa ku usahakan. Hingga tepat pada hari keberagkatanku menuju perantauan, Tuhan mengambil kakekku. "Tuhan, ikhlas yang bagaimana yang sedang Kau ajarkan?"
Aliyatil Hamdaniati, mahasiswi psikologi islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pecandu genre fantasi & time traveler.
Email : aliyatil.hamdaniati1114@gmail.com. Instagram : @alytlhmdnt_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H