"Eh yang bener, masak deket kuburan sih. Iniloh hampir malem" ujarku
Mau tidak mau kami menuju ketempat yang Tyo sebut. Kami berusaha mencari ikan yang mirip dari segi ukuran dan juga jenisnya. Keesokan harinya kami melanjutkan praktikum dengan kelinci percobaan, tapi bukan menggunakan kelinci melainkan ikan.
Aku melewati hari-hari yang penuh dengan tugas, ulangan harian sekaligus remidi. Sampai pada akhirya penentuan peringkat eligible, itu adalah langkah pertama untuk mengikuti SNMPTN dimana peringkat bawah tidak diperbolehkan untuk memilih jurusan sekaligus pertuguruan tinggi yang telah dipilih anak dengan peringkat diatasnya.
Aku berada diposisi keenam, setelah pengumuman terpampang di mading, guru BK menanyakan apakah kami ingin melanjutkan untuk kuliah atau bekerja. Jika peringkat teratas memutuskan untuk tidak kuliah, maka peringkat dibawahnya akan naik ke posisi yang kosong. Disitulah aku teringat dengan kejadian waktu itu, tentang skizofrenia.
Akupun memutuskan untuk mengambil jurusan terkait hal tersebut yaitu psikologi. Sebenarnya banyak hal yang membuatku benar-benar ingin mendalami psikologi, yang tadi hanya salah satunya. Jurusan psikologi ternyata hanya ada di perguruan tinggi yang elit, sementara aku tinggal jauh dari perkotaan dimana sekitarku hanya ada kampus swasta itupun tidak ada jurusan psikologi.
Susah payah aku meyakinkan orang tuaku untuk pergi merantau ke kota, dibantu oleh kakak laki-lakiku. Setelah diperbolehkan untuk merantau, aku memutuskan untuk memilih salah satu perguruan tinggi di Malang.
Semua data telah dimasukkan, tinggal satu lagi step yang terakhir yakni finalisasi. Aku meyakinkan diri dengan pilihanku, FYI aku nekat lintas jurusan demi prodi yang aku inginkan. Tibalah pada tanggal 29 Maret 2022, aku ragu untuk membuka hasil pengumuman pada portal LTMPT.
Grup whatsapp sudah ramai, teman-temanku saling mempertanyakan hasil masing-masing. Rasa penasaranku sudah memuncak, aku langsung membuka pengumuman tersebut, ternyata tidak sesuai impian. Warna merah tertera dilayar handphone ku.
Keesokan harinya aku menemui staff TU untuk memfinalisasi SPAN-PTKIN. Dimana jalur tersebut adalah jalur undangan yang bisa ku ikuti, karena besok batas pendaftaran terakhir. Sempat iri dengan temanku yang lolos di perguruan tinggi yang aku impikan.
Namun, aku yakin Tuhan sedang menyiapkan jalan yang lainnya. Karena takut gap year aku mendaftar tes SBMPTN dengan pilihan yang sama bertempat di Universitas Jember. Tidak terasa pengumuman SPAN telah tiba, aku tidak terlalu berharap karena takut kejadian sebelumnya terulang.
Ternyata aku lolos, di perguruan tinggi yang bahkan tidak ku ketahui sebelumnya. Sesegera mungkin aku mencari info hingga daftar ulang selesai ku laksanakan. Disisi lain aku sudah terlanjur mendaftar UTBK, yang sebenarnya terpaksa ku ikuti. Ujung-ujungnya aku melaksanakan tes sesuai saran kakakku.