kautaman olah wadi.[5]
Karena sudah menjadi kebiasaan setiap harinya/
Pertimbangannya tepat mengarah kepada keselamatan/
Sifat ujub dan kibirnya pun/ pergi menjauh tidak ada pada dirinya/
Hanya berserah diri atas kehendak Tuhan Yang Maha Agung/
Perkataan yang bersifat syirik selalu dijaga agar tidak keluar/
Dan selalu menjaga keutamaan dan mawas diri terhadap rahasia//[6]
Menurut Imam al-Ghazali, kedua sifat tersebut (ujub-kibir) merupakan dua penyakit yang dapat membinasakan amal kebaikan, sebagaimana yang diungkapkannya dalam Ihy Ulm al-Din, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Tiga perkara yang dapat membinasakan, yaitu bakhil yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman kepada diri sendiri."Â
Maka sifat sombong dan ujub (kagum pada diri sendiri) merupakan dua penyakit yang dapat membinasakan amal kebaikan. Orang yang sombong dan berlaku ujub adalah orang yang sakit dan menderita. Keduanya, di sisi Allah adalah dibenci dan dimurkai oleh-Nya. Al-Rgib al-Asfahni dalam Mufradt Gharib al--Qurn (Beirut: Dr al-Fikr) menjelaskan, bahwa al-Istikbar atau takabur adalah membesarkan diri atau menganggap dirinya lebih dari orang lain. Takabur ada dua macam, yakni dalam ranah dhahir dan batin. Takabur dhahir ialah perbuatan-perbuatan yang dapat terlihat dilakukan oleh anggota badan. Sedangkan, takabur batin ialah sifat di dalam jiwa yang tidak terlihat yang dinamakan kibir.
Pupuh ke-3, pada (bait) ke-3, Gambuh, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Pakumuwana IV:
Tutur bener puniku,