Eling-eling ka sakabeh nu neangan
kana elmu poma ulah rek ngurangan[4]
Sederhananya, syair tersebut mengandung pesan, bahwa seorang penuntut ilmu harus mejalin hubungan yang baik dengan kawan-kawannya. Dalam pergaulan mereka, terdapat kebiasaan tanya-jawab keilmuan dan menghindari kesombongan. Para pembelajar mesti ingat dengan hal yang sejatinya dicari. Bahwa berbagi ilmu tidak akan mengurangi ilmu yang telah dipelajari masing-masing. Syair diatas adalah sebuah contoh dimana syair pujian memiliki kandung yang kuat berkenaan pentingnya ilmu dan hubungan sesama penuntut ilmu. Disini kita melihat adanya nilai dan fungsi pendidikan dari syair.
Kemudian syair dalam kebudayaan Jawa, pasti kita sudah mengenal syair yang berjudul “Lir-Ilir” ini. Liriknya kira-kira demikian:
Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore