Ergonomi dan Pandemi
Sebagai pelajar, belajar dari rumah merupakan hal yang sering kali membuat mood menjadi lebih mudah mengeluh hingga kehilangan motivasi. Namun, berbeda apabila belajar pada saat di cafe ataupun ruang khusus belajar. Sangat mudah untuk berkonsentrasi dengan pekerjaan sehingga vibe positif pun ikut bangkit dan diselimuti dengan semangat yang membara.
Hal ini ternyata bukan sebuah kebetulan namun, terdapat sebuah teori yang akhirnya dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja. Bidang yang menggeluti fenomena ini dikenal dengan sebutan ergonomi. Ergonomi merupakan sebuah studi mengenai manusia berinteraksi dengan sistem fisik di lingkungan. Hal ini dapat dilihat mulai dari hal yang sederhana seperti, bagaimana kita duduk dengan posisi yang nyaman.
"kamu tidak bisa produktif apabila kamu kesakitan"
Begitu kata seorang Dr. Susan Hallbeck PhD, yakni seorang dokter dan presiden dari Human Factors and Ergonomics Society serta peneliti di Mayo Clinic yaitu, pusat akademik terbesar di AS. Dari pernyataan tersebut dapat menjadi masukan untuk kita agar lebih peduli terhadap kenyamanan diri saat bekerja agar kualitas yang diberikan dapat maksimal.
Pandemic merupakan pembicaraan yang saat ini akan terus menjadi isu utama dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya dalam ruang lingkup kerja, saat pandemi mayoritas masyarakat bekerja dengan posisi yang bisa dikatakan beragam karena tidak adanya ruang ideal yang layak untuk bekerja. Dari fenomena tersebut saat ini banyak masyarakat yang mengidap sakit punggung dikarenakan tidak memperhatikan hal yang sederhana dalam hal ini adalah posisi duduk. Nah, apabila hal ini terjadi konstan maka, akan berdampak kepada kualitas kerja dari individu tersebut.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kualitas kerja, alahkah baiknya untuk kita ketahui bersama bahwa posisi kita bekerja merupakan sebuah hal penting bagi diri. Sebelum hadirnya pandemic mayoritas masyarakat bekerja secara ideal dengan menganut SOP yang ada pada organisasi atau kantor. Namun, saat keadaan ini (pandemi) hadir, sebagai masyarakat yang umumnya bekerja secara offline, diwajibkan bekerja secara online demi menjaga Kesehatan diri.
Faktanya, perpindahan tempat kerja tak luput dari hadirnya sebuah resiko. Dengan perubahan tempat kerja ternyata fenomena yang terjadi saat ini yakni resiko terhadap cedera muskuloskeletal atau umumnya disebut MSI. MSI sendiri merupakan gangguan pada muskuloskeletal atau cedera pada otot, tendon, ligamen, tulang hingga saraf. Faktor resiko utama dari MSI yakni meliputi:Â
- Kejanggalan pada postur tubuh
Hal ini mengacu pada Sebagian posisi bahkan seluruh tubuh. Hadirnya hal ini dikarenakan persendian tidak berada posisi yang seharusnya (netral).
- Â Pemicu (eksistensi paksa)
Saat beraktivitas secara berlebih yakni dengan posisi menjangkau, memutar dan membungkuk. Dari hal ini maka, akan membebani otot, tendon dan ligamen.
- Pengulangan
Melakukan aktivitas yang sama secara berulang kali (repetisi) perlahan akan menyebabkan perubahan pada gerakan yang nantinya akan mengakibatkan kepada kelelahan, rasa sakit, cedera dan peningkatan resiko kecelakaan.
Lingkungan mempengaruhi motivasi
Perlunya kesadaran diri yang tinggi bahwa keadaan ini (pandemi) bukan sebuah hal yang sesaat. para ahli hingga masyarakat umum tidak bisa memprediksinya dengan tepat mengenai fenomena ini. Maka, untuk dapat bisa hidup dalam normal baru ada beberapa hal yang perlu menjadi fokus salah satunya adalah berinvestasi pada barang-barang ergonomi.
Designer Young Huh saat pada awal pandemi bekerja berdampingan dengan suaminya, di meja kecil berbagi tempat. Lalu, anak-anaknya beraktivitas di kamar tidur. Namun, pada akhirnya Designer Young Huh memilih untuk bekerja secara terpisah dengan suaminya agar mereka mempunyai fokus masing-masing.
Wakil presiden desain untuk Poppin, lini furniture dan aksesoris meja yang dikenal dengan nuansa modernnya, Jeff Miller berkata transisi aktivitas bekerja dari rumah merupakan sebuah hal baru sehingga banyak keluarga yang tidak siap akan perubahan ini.
Terdapat sebuah survei oleh TINYpulse mengenai motivasi dan energi bekerja dari rumah. Dalam survei sebesar 86% pekerja jarak jauh (remote workers) mengatakan bahwa mereka telah mengalami kelelahan dibandingkan 69% karyawan yang bekerja secara tatap muka. Dari survei ini mereka telah muak untuk bekerja dari rumah dan sangat menunggu-nunggu untuk dapat bekerja secara offline dan berkumpul dengan rekan kerja.
Bekerja dari rumah tanpa mengetahui dengan jelas kapan waktu untuk bekerja secara offline memang sebuah fakta yang cukup menakutkan. Namun, kita harus terbiasa dengan aktivitas normal baru saat ini. Nah, terdapat beberapa tips yang mudah untuk bisa lebih bahagia serta produktif. CBNC Make It menunjuk ahli perorganisasiam, terapis fisik serta guru desain untuk membagikan tips untuk work home home dan tata letak rumah.
- Â Memiliki batasan
Saat bekerja secara offline, perusahaan maupun organisasi memiliki batasan yang jelas mengenai waktu serta tugas apa yang haru dikerjakan. Namun, saat pandemic melanda kita memiliki tantangan dalam meraih fokus.
"Tidak ada garis pemisah yang jelas antara bekerja vs tidak bekerja.. otak kita hanya menyulap pikiran-pikiran yang saling bersaing sepanjang waktu"
 kata Amy Tokos, presiden Asosiasi Profesional Produktivitas dan Pengorganisasian Nasional melalui CNBC Make it. Jadi sangat penting untuk memiliki batasan fisik serta emosional dengan mengetahui batasan waktu untuk bekerja dan rehat. Hal ini dapat membantu untuk meminimalisir gangguan.
- Bekerja dalam kondisi terang
Cara cepat untuk dapat melumpuhkan aspek kreativitas adalah dengan bekerja di tempat yang gelap. Duduk di depan jendela dengan cahaya alam dari matahari dapat meningkatkan produktivitas sehingga rasa kantuk pun berkurang
- Â Ergonomis able
Sampailah kepada pembahasan yang terakhir yakni, ergonomis. Mengenai bekerja dari rumah seperti yang saat ini mayoritas orang alami, ruang gerak dan hidup kita menjadi lebih sempit sehingga menimbulkan rasa sesak. Hal ini dapat berakibat fatal secara fisik yakni pada mata, pergelangan tangan, leher dan punggung. Terdapat 3 tips untuk bisa lebih enjoy saat bekerja dari rumah menurut Dr. Nina Geromel, seorang terapis fisik.
Yang pertama yakni perhatikan posisi monitor agar mata tetap berfungsi dengan baik dan maksimal, kemudian perhatikan posisi duduk guna mengurangi nyeri pada tubuh, dan yang terakhir adalah check secara berkala tubuh kita sendiri, apakah ada kendala atau terdapat ketidaknyaman dalam tubuh maupun lingkungan. Inilah poin yang paling penting.
Menurutmu seberapa penting faktor lingkungan sekitar terhadap motivasi kerjamu? Mengenai hal ini hanya pribadi masing-masing yang mampu menilai karena sejatinya kasus dan pribadi seseorang dapat berbeda dilihat dari skala prioritasnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H