Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Meraba Hubungan Megawati dan GenZ

24 Januari 2024   18:35 Diperbarui: 24 Januari 2024   18:37 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal perkataan dan sikap Megawati yang dianggap merendahkan Jokowi di acara Partai. Ingat konteksnya adalah acara internal, yang mana Megawati adalah bosnya Jokowi. Maka wajar saja hal itu dilakukan Megawati. Toh, rakyat akhirnya bisa memilih Jokowi karena PDI-P mau mendengarkan kehendak kita semua sehingga Jokowi maju di kancah daerah dan nasional. Tidak hanya memberi ijin tetapi mengerahkan semua sumber daya, SDM sampai materi.

Bagi saya konyol saat mendengar ada orang yang masuk partai tapi tidak mau ikut kebijakan partai. Ada TikTokers gabung ke partai tertentu. Dia ingin bertarung di pemilu untuk posisi senat. Tapi dia sudah bilang di awal, "Gua kalau terpilih, gua maunya mendengarkan suara rakyat bukan suara partai." Pernyataan yang kedengarannya keren dan merakyat tetapi kontradiktif.

Akhirnya, perang dua generasi ini mengajak kita untuk berpikir kritis. Baik untuk generasi kolonial maupun generasi muda. Informasi apapun yang diterima harus benar-benar dilihat secara obyektif, membedah konteks, meneliti argumen dan bukti yang disampaikan. Memang kita perlu repot, karena kita harus mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam argumen atau bidang informasi yang masuk.

Supaya kita cerdas sebagai bangsa, mengutip situs ung.ac.id, mau tidak mau kita bersama-sama mau sabar. Kita juga harus tekun menggali lebih dalam serta mempertimbangkan semua informasi yang tersedia. Proses ini mesti dilalui sebelum membuat keputusan atau mengekspresikan pandangan.  

Sumber Foto: YouTube PDI-P

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun