Arif: Sudah cerita saja, Dit, kita siap mendengarkan.
Pak Adit: Bisma! Silakan ceritakan karangan kamu ke depan.
Bisma: Iya, Pak (maju). Aku tidak bisa menceritakan sedetail di buku. Aku akan menceritakan secara singkatnya.
Susi: Tidak masalah, Dit.
Bisma: Pada saat umurku lima tahun, aku adalah anak laki-laki yang ceria. Namun, saat itu aku berubah menjadi seorang yang pendiam. Kami pulang dari tempat nenek mengalami kecelakaan yang parah. Mengakibatkan bapak meninggal dunia saat itu. Harapanku hanyalah ibuku yang sudah satu minggu koma di rumah sakit tanpa sadarkan diri. Aku terus berdoa agar ibuku sadar. Namun, keesokan harinya ibuku pun meninggalkanku juga. Untuk anak yang umur lima tahun, aku tidak tahu apa-apa. Kemudian aku diasuh oleh bibiku. Aku dibesarkan oleh bibiku dengan sangat baik. Namun, bibiku bukan orang berada sehingga aku harus mencari uang untuk kehidupanku sekolah. Aku bekerja untuk biaya sekolahku setiap harinya. Dan aku sering tertidur di kelas karena kecapekan. Aku tidak bisa menceritakan lebih karena akan membuatku sedih.
Susi: Wah, kamu hebat masih bisa bertahan sejauh ini.
Bisma: Sebenarnya aku hampir tidak kuat, namun aku harus terus berusaha.
Pak Adit: Bapak baru tahu bahwa kamu yatim piatu, Nak. Kamu banyak rahmat dari yang Maha Kuasa.
Bisma: Aamin, terima kasih, Pak.
Arif: Seharusnya aku bersyukur masih mempunyai keluarga yang lengkap.
Nina: Aku sangat tersentuh mendengar cerita Bisma. Ibuku juga sudah tidak ada. Aku tinggal berdua dengan ayah. Kemudian ayah juga jarang pulang (mulai menangis)